Selasa, 17 November 2015

[CHSI] The Ambigu

        Ambigu...
  Agak aneh saat seseorang mengatakan kata itu..
  Ambigu.. maksud dari kata itu adalah memiliki banyak arti..
  Satu kata yang memiliki banyak arti..

  Lagipula aku adalah salah satu manusia yang sering menggunakannya dalam percakapan sehari-hari..
  Aneh memang... Tapi seperti inilah faktanya..
  Dan aku menemukan sebuah kalimat yang ambigu...

  Di dalam chat yang Dia☆ kirim padaku..
       "Ir kayakny ada yg perlu aku omongin deh..."
  Kurasakan jantungku berdetak lebih kencang..
  Jariku bergetar saat aku menuliskan
           "Apa..? ._."
    Satu menit... Dua menit...
  Jantungku mulai menambah kecepatannya dalam memompa darah..
                         Sial..! Cepatlah jawab..!
         Rutukku kesal..
            "Ini dari temen cowok.. katany kamu terlalu over.......-"
                                  Deg!
   Mataku melebar dua kali lipat dari biasanya..
     Kurasa jantungku baru saja berhenti 2 detik..
        Apa dia tidak menyadarinya..?
  Ataukah Dia☆ sudah menyadarinya tapi hanya menganggap itu sebagai angin lalu saja?!
   Aku mulai memutar otak.. mencari maksud dari kata-katanya.. Aku mencoba memutar cuplikan-cuplikan flashback hidupku.. Tak kutemukan kode darinya bahwa aku over...

....protect
.
.
.
.
.
.
   -*hening sejenak*-
.
.
.
     Kutegaskan sekali lagi! Kami tak menjalin suatu ikatan spesial apapun! Kecuali pertemanan! Titik!
   Dia☆ bahkan sudah menceritakan perjanjiannya dengan orang tuanya padaku.. Hanya padaku..!
   YANG BAHKAN AKU BUKAN SIAPA-SIAPANYA!
.
.
.
........ hiks...
...........hiks....
     Biarkan aku menangis di detik-detik pergantian umurku ini....

  Aku sebenarnya tak menginginkan sifat seperti itu..
  Aku sadar itu juga... mulai beberapa hari memasuki bulan kesebelas ini..
  Tapi.. aku tak menyangka.. bahwa cowok-cowok di kelasku juga suka ngerumpi ya.. hahhah.. perutku bergolak geli saat mendengar komentar dari teman baikku yang itu..
.
.
   Baiklah.. Jika Dia☆ yang menginginkannya... Aku akan berhenti..
  Aku akan berusaha berhenti total untuk tidak mengeluarkan sifat over itu lagi... mulai... tengah malam nanti...

   Saat sang waktu mengganti hari.. ketika malam menjadi pagi..
  Aku akan menjadi suatu pribadi yang sama sekali baru.. sama sekali berbeda dari tahun-tahun sebelumnya..

  Ma.. pa... Anak sulungmu kini akan menginjak usia dewasa.. Walau jarak memisahkan kita..-

    Kurasakan air mataku jatuh di pipi... hangat.. Sehangat pelukan ibu dan ayahku.. Sehangat kasih sayang yang telah mereka berikan padaku..

  Walau jarak memisahkan kita.. Aku tahu.. Hati kita takkan pernah jauh.. Dan aku sudah berjanji pada mereka untuk selalu memberikan sesuatu yang terbaik untuk membanggakan mereka..

                     Ma.. pa.. Aku berjanji..
        Aku sangat menyayangi kalian.. Keluargaku..
.
.
.
.
Tentu Dia☆ juga.. ♧♢♡♤

Rabu, 21 Oktober 2015

[CHSI] The Long Presentation

   The looooooong presentation..

  Sial.. Entah kenapa sewaktu presentasi tadi.. waktu seakan berjalan lambat sekali...
  Udara di sekitarku tiba-tiba menipis.. Oksigen berkurang.. Napasku terasa sesak..
                                Ditambah jantungku tak dapat melambatkan temponya..
   Membuat suaraku sedikit bergetar saat membacakan makalah di depan kelas...

                 Sial... Sial... Sial....

   Tapi tentu saja aku tak menyesalinya..   hehehehehhehe.. *ketawa licik*
   Mempresentasikan salah satu mata pelajaran wajib anak social yang sangat whoow...
   Yang harusnya maju sih.. tiga orang...
   Dan tadi.. Salah satu anggotaku tidak hadir.. alasannya sih sakit.. huh.. aku yakin, pasti tak sepenuhnya sakit..
   So... Yang maju adalah aku dan... Dia☆...

   Sejak kelompok yang pertama maju aku sudah merasakan suatu firasat aneh..
     Duh.. Dalam perutku seakan ada ribuan kupu-kupu yang mengepak bersamaan.. Pertanda apa ini, Ya Allah..

  Kelompok kedua maju... Rasa aneh di perutku makin menjadi-jadi...
      "Kuharap kelompokku jangan maju hari ini...!!"
   Aku terus berteriak dalam hati.. berusaha menenangkan gejolak perutku..
   Nama kelompok ketiga dipanggil.. mereka mengatakan bahwa kelompok mereka tidak membawa file presentasi..         Aku hening...

          Nama kelompokku terpanggil...
                                             Habislah aku...
   Aku bangkit berdiri... Melirik Dia☆... Dan sejenak menggenggam sudut mejaku.. mencoba meredam kakiku yang gemetar..
   Aku memberikan makalahku pada guru.. dan berjalan kearah kabel LCD sekaligus bergabung dengan Dia☆ di depan..
  Aku baru beberapa langkah menuju kesana dan seluruh teman sekelasku serentak mengumandangkan kata "cieeeeeee...."  yang terdengar sangat lama dan terus terngiang di kepalaku..
   Aaahh.... Aku berharap mereka hanya menjadi figuran dalam suatu drama.. dan hanya ada aku dan Dia.. haaah.. Gilanya hidup ini..!! Akunya yang gila, maksudnya..  -_-
   Ok stop.. kembali ke cerita..
      Dia☆ menjadi moderator dan membuka presentasi dengam salam..
                   "Saya ----- dan....,"
   Kudengar suaranya memperkenalkan diri.. Aku hening sejenak.. Saat Dia☆ melirikku.. Aku baru sadar..
                    "..........Saya Irvin...,"
  Kulirik guruku sekilas di bagian belakang kelas.. Tepat saat teman-teman mengatakan "ciee"..
  Guru itu... tersenyum.. lalu tertawa dengan senyumnya.. haahh.. Kurasa lebih ke kesan mengejekku.. mengejek kami..
  Kudengar beberapa teman yang berbisik keras..
        "Ciee... Irvin.. seneng.. ciee... yang seneng banget niih...,"
  Aku hening... Aku berusaha membacakan isi makalah dengan mengeraskan intonasi suaraku.. menahan lidahku, agar tidak terlalu cepat saat membaca.. sekaligus meredam kaki dan tanganku yang mulai gemetaran...
  Dari awal hingga akhir presentasi.. Akulah yang membaca.. okelah.. tak masalah bagiku...
   Tibalah sesi tanya jawab.. haaah... sebentar lagi penderitaanku usai..
  Tapi sepertinya teman-teman sekelas belum mengizinkan aku dan Dia☆ untuk menyudahi presentasi ini.. beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan yang sebenarnya tak butuh waktu lama untuk menjawab.. Tapi...
  Masalahnya adalah ketika aku sudah menyiapkan jawaban.. dan aku menatap Dia☆ untuk meminta pendapatnya... kepalaku langsung mge-blank..
  Kan tidak lucu.. -_-

  Aku mencoba mengembalikan ingatanku dengan menelusuri dunia maya.. detik demi detik berlalu.. Ingatanku tak kunjung kembali.. Aku mulai panik.. aku yakin guru itu pasti akan segera mengingatkan kami.. Sial..!
  Dia☆ menatapku sebentar.. meminta pendapatku.. Kubiarkan Dia☆ menjawab pertanyaan... mungkin ketika Dia☆ menjawab, ingatanku bisa kembali.. Tapi.. poor me..
  Aku mengabaikan ingatan pertamaku.. dan mencoba mengorek jawaban lain dari dalam makalah yang telah kubuat seorang diri..
  *Jangan tanya kenapa hanya aku yang membuat makalahnya... Itu karena... Dia☆ yang memintaku.. Oke.. Aku luluh..*
   Aku dan Dia☆ kembali memperdebatkan pertanyaan beserta jawaban.. Udara di sekitar kami terasa menipis.. Kurasakan keringat mengalir di pelipis.. Aah.. rasanya panas sekali..
        "Duh.. kok panas banget yoo..?"
  Kudengar suara Dia☆ mengatakan itu sambil membolak-balik lembar makalah..
   Aku hening sejenak... Kukira hanya aku yang merasakannya.. Jantungku kembali memompa oksigen dengan cepat.. membuatku sedikit terengah..
  Aku mencoba menjawab pertanyaan ketiga.. err... agak terkesan membingungkan.. tapi untunglah teman terbaikku mengerti.. *kurasa dia kasihan padaku.. lebih pada suaraku yang terdengar agak bergetar, maybe..*  -_-"
   Lalu saat Dia☆ menjawab pertanyaan selanjutnya... Ingatanku kembali..
  Dan aku mencoba menambahkan jawaban dari Dia☆..
                  "... Sekin presentasi dari kami...,"
    Kudengar suaranya ketika mengakhiri presentasi gila ini...
    Akhirnya...
Aku yakin, jika tadi masih lebih lama... Aku pasti sudah meleleh...
   Aku tak tahan jika harus di depan.. hanya dengan Dia☆... dan ada adegan menatap, walau itu berdebat atau apalah itu...
.
.
.
Aku jadi bingung...

Tapi tadi...
.
.

Thanks a lot...

That was fun...  :)

Minggu, 18 Oktober 2015

[CHSI] Did He☆ Apologize...?

                               Errr.....

           Aku bingung...
   Dia☆ mengatakan sesuatu yang kembali membuat hatiku melting...

  Yaa... lagi-lagi Dia☆...
Yang kurasa sebelumnya berhasil melelehkan hatiku... kemudian... kembali mebekukannya... dan sekarang... Dia☆ melelehkannya lagi...

   Mataku berair ketika membaca balasannya...
            Aku tak tahu...
Haruskah aku senang....?
Haruskah aku sedih....?
Haruskah aku marah....?

    Tapi apa hak-ku untuk melakukan hal itu...
   Aku bahkan bukan siapa-siapa baginya..
      *setidaknya itu yang kupikirkan -_-*
               Tapi...    
                     ...Tapi kenapa......

    Dia☆ mengatakan hal itu.... seakan dia☆ tahu.. bahwa akulah yang merasa tersakiti oleh foto itu...

   Dia☆ mengatakan hal itu... seakan aku adalah orang yang dia☆ anggap beharga.. Sehingga dia☆ terasa tak ingin sesuatu terjadi... seperti aku akan merasa salah paham dan sakit hati... atau... seperti keretakkan..... maybe..

   O yeah... Otakku seperti biasa selalu membuat spekulasi sendiri... yang kadang berhasil membuatku terbang tinggi... dan kadang membuatku terjatuh sedalam-dalamnya ke dasar samudera....

      Aku bingung...
  Aku tenggelam dalam kebingunganku sendiri...

   Apa maksud sebenarnya dibalik kata-katanya...

    Begitu penasarannya aku dibuatnya..
.
.
.
.
"..Iya...  Masalah foto itu kan si xx-xx nggak tau.. Itu cuman temenku kok Ir serius... Soalnya aku udah punya janji sama orang tua ku.."
.
.
".... Kalo kamu mau tau janjiku sama ortuku ya tanya aja nggak papa..."

  Kenapa Dia☆ bisa begitu misterius..
Membuatku penasaran...
Aku jadi merasa agak canggung saat chat dengan Dia☆ sejak kalimat itu terbaca...
.
.
Aku masih terus membacanya berulang kali..
Apa aku tak salah lihat..!?

[CHSI] Aku Merasakan.. Heart Break >again?<

   Haaaah... Entah sudah berapa lama aku tidak posting disini ya.. Selama itu juga terjadi banyak kejadian yang... yaah.. membuatku menuliskan judul ini..

  Entahlah.. Aku harap aku salah dalam menulis judul ini... tapi.. itulah yang kurasakan..

   Aku hanya melihat foto itu.. lalu kata-kata yang menyertai foto itu.. dan berbagai komentar.. beserta ledekan teman-teman sekelas...

  Kukira pertama kali saat aku melihatnya.. Hatiku akan terasa dijatuhkan begitu saja... Sakit sekali...
     Seperti saat itu....  Saat aku melihat fotomu di media sosial..

   Tapi entah kenapa... rasanya.. Tidak begitu sakit...
   Mungkin belati ini saking cepatnya menembus jantungku.. sampai sakitnya tak terlalu terasa...

                                  Haa...    haa..    haa...
   Kurasakan napasku terengah... tiba-tiba..  Seakan ingin memompa oksigen sebanyak mungkin kedalam jantungku..

  Kulirik adikku sekilas.. memastikan ia tak terlalu memerhatikan aku.. Mencoba menormalkan napasku.. Lalu memperlihatkan foto itu padanya.. dan kusertai tawa.. agar tidak terasa kaku..
                                      Air mataku serasa mendesak keluar...
........
.......
......
.....
....
...
..
.
      Apakah hatiku kembali membeku...
Kumohon jangan...!

  Aku butuh udara segar...
....... Secepatnya.....

Jumat, 04 September 2015

[CHSI] My Dreams... Will It Be True..?

                                                        Dreams..
   Sekarang, satu kata sederhana itu dapat membuat tengkukku menegang.. Aku mulai takut dengan kata itu..

        Ditambah dengan fakta bahwa kata itu berhubungan dengan Dia☆..

    Bagaimana tidak.. Aku sudah memimpikannya selama hampir empat kali..  Ini mulai membuatku takut.. Apakah ini akan menjadi suatu pertanda...?
   Saat mimpi pertamaku yang berhubungan dengan Dia☆, aku bermimpi ada di sebuah café dan ada beberapa teman sekelasku saat berada di kelas sebelum ini.. mereka hanya sebagai other cast yang terlihat sibuk mengobrol.. Aku memerhatikan mereka..
   Aku menemukan teman baikku yang ini dan itu tengah mengobrol dengan salah satu sahabatmu.. Lalu tak lama kemudian teman terbaikku ikut bergabung untuk mengobrol.. Aku juga ingin ikut mengobrol dengan mereka..
    Namun, kenapa saat aku mulai melangkahkan kaki mendekati mereka, aku merasa tanganku bergerak sendiri..!? Menautkan lenganku di lengannya.. Dia☆..
    Kurasakan pipiku memerah.. dan para other cast memberikan ucapan favorit mereka..  "...eciee.. cieee...."  sambil sesekali bertepuk tangan.. Aneh..
   Aku diam saja.. Aku yakin wajahku terlihat kikuk sekali di samping Dia☆..
    Saat kami mendekati sebuah meja kosong.. bermaksud untuk duduk.. Aku melihatmu.. berjalan.. numpang lewat, mungkin...
    Dan seketika itu juga aku terbangun.. Dengan perasaan aneh dan kaget..

   Mimpi kedua yang berhubungan dengan Dia☆.. Sudah pernah aku ceritakan.. Berjudul "My Dream.. Your Too..?"
   Saat akhirnya ternyata mimpi itu adalah sebuah pertanda.. Dia☆ memberikanku sebuah tumpangan.. Aku sangat senang.. entah kenapa..  ._.

    Mimpi ketiga terjadi beberapa hari lalu.. Aku tak dapat mengingat jelas..
  Aku seperti menuju ke sebuah rumah yang besar.. mewah.. dan ramai..
   Ramai..? Iya.. Aku merasa itu sebuah pesta ulang tahun.. atau pesta....tunangan...?
  Sekilas aku merasa mengenakan blus biru tua dengan celana jeans hitam.. lalu berjalan mendekati teras rumah itu..
   Aku melihat teman-teman dari dua kelas sosialku... memerhatikan setiap wajah mereka yang terlihat senang sekali sambil mengobrol..
  Dan aku melihatmu.. Kamu.. asyik dengan puding di piring mungil yang berada di tanganmu..
  Lalu aku melihat beberapa teman sekelasku yang perempuan.. mereka terlihat senang sekali ketika aku datang.. ada salahsatu dari mereka yang mengatakan sesuatu,
                         "Ir, kamu sudah ditunggu sama Im- di kamarnya..."
   Maksudnya apa? Ini.. rumahnya temanku...? Kok beda dengan yang pernah kukunjungi..?
    Aku menurut.. mereka menarik pergelangan tanganku.. menyuruhku lebih cepat.. Aku melihat Dia☆ sekilas.. Dia☆ melihatku juga.. mukanya bingung..
   Ketika aku sudah di dalam kamar.. ada temanku yang sedang berdandan.. dan yang lain, seperti menjaga pintu..
     Temanku berbalik.. dia langsung berkata..
                             "Naaah ini Irvinaaa.. Kok kamu nggak dandan sih!? Sini aku dandani..!"

    Aku hening.. Aku berusaha mengelak.. tapi teman-temanku secara tiba-tiba mengunci tanganku dan wajahku.. jadi aku tak dapat kabur.. sial..
                                     "Naaah, gini dong... kan cantik~! Pasti Dia☆ makin seneng sama kamu Ir..,"

   Aku merasakan wajahku memanas.. APAAN SIH..! Aku merasa meneriakan itu dalam hati..
  Kemudian aku dituntun oleh temanku untuk keluar... Aku berhenti ketika tiba-tiba Dia☆ muncul.. Wajahnya terlihat kaget saat melihatku.. teman-teman disampingnya kulihat menyikut lengannya..

                            "Heh! Kuwi sapa e..? Heh? Irvina kuwi? Kok........... beda........ Cepet! Ngasihnya sekarang aja!"

     Samar kudengar teman-temannya berbisik..
     Aku tetap mengikuti arahan teman-temanku.. kami duduk... di kursi penonton.. melihat salahsatu temanku... Oh.. diberi cincin..!?  Astaga... ini tahun berapa..!?
    Aku memendam teriakanku dalam hati.. Saat aku tiba-tiba disuruh pergi.. katanya sih aku dipanggil.. Tapi aku tak tahu siapa yang memanggilku..
   Scene seketika berubah sepi... Aku merasa masih di pinggiran panggung.. tapi disini sepi sekali.. Aku merasa seseorang mendekatiku dari belakang.. terdengar dari suara ranting yang terinjak..
                                           "Ir................................ *aku berbalik* ...........................  Buat kamu..."

     Aku tak melihat ke wajah orang yang memberiku kotak kecil berwarna biru.. dengan hiasan pita..
    Aku fokus kepada isi dari kotak itu.... Sebuah cincin... berwarna perak... tanpa hiasan batu permata.. hanya sedikit ukiran diatasnya... manis sekali..
     Aku merasakan mataku berair... entah kenapa..  Tapi saat aku ingin menengadahkan wajahku untuk melihat wajah seseorang yang memberikanku ini...
     Aku terbangun.. Sial...
  Aku terbangun dan... menangis...?
Aku bingung... sudahlah.. hanya mimpi..

   Mimpi keempatku hanya terasa sekilas.. Karena aku bangun jam 3 dini hari hanya untuk melihat jam.. lalu tidur kembali.. dan bangun jam 4.25 pagi..
   Samar kudengar suara musik bertema daerah Bali.. seperti ada suara "cak.. cakecakecakecakecakecak..." terus menerus diiringi alunan gamelan Bali..
   Aku merasakan tengkukku meremang.. Tiba-tiba scene menunjukkan sebuah museum kecil.. sekilas seperti rumah yang dijadikan museum..
   Ada beberapa lukisan penari Bali.. pajangan leak.. dan barong... Aku mulai merasa takut..
  Tapi ketakutanku seketika menghilang saat mengetahui Dia☆ muncul... dari balik pajangan barong..
  Dia☆ membuatku tertawa dan melupakan kesan-kesan menyeramkan dari ornamen-ornamen Bali itu..
  Aku tak ingat apa yang terjadi.. Tiba-tiba Dia☆ memegang kepala barong dan mengajakku..
                         "Ir, aku pegang kepalanya.. kamu pegang hiasan kepalanya yaa..,"
   Aku langsung menurutinya.. aku merasa wajah kami sama-sama datar sambil memeragakan tarian barong.. Dan ada beberapa pengunjung yang melewati pintu juga memerhatikan kami.. Kami tak peduli...
   Sampai.... Aku melihat ayahku memasuki pintu masuk... melihat kami...

                            "Loh? Mbak Vin.. Tumben main bareng...,"

     Aku hening... Dia☆ juga..
  Aku langsung terbangun.. kaget.. jantungku berdebar kencang.. Ya ampun.. kenapa ayahku tiba-tiba muncul..

   Yaaah... Mungkin hanya sekedar mimpi...
    Ataukah.... ini... sebuah pertanda...!? ._.

Minggu, 30 Agustus 2015

[CHSI] Your Smile.. Then, His Smile..?

   Haaah... Kenapa setiap kali aku melihatnya.. Dia☆.. Selalu saja, aku terbayang kamu..
    Kamu lagi.. Kamu lagi.. Lagi... dan lagi..
    Hanya sekedar berkhayal... Seandainya kamu yang ada di posisi Dia☆ sekarang...
   Aku tahu itu tak mungkin terjadi.. So.. Tak ada salahnya kan.. untuk berkhayal sebentar...
   Jujur saja... apa yang akan kuceritakan ini... baru terjadi kemarin..
-----------------
   Sore ini, seperti biasanya aku pergi ke tempat bimbel.. mengendarai motorku dengan kecepatan sedang.. Tiba-tiba macet sudah menghadang di depan mata.. Hatiku was-was..
          Aku telat.. Aku telat.. Aku telat..
   Kata-kata itu terus terngiang dalam kepalaku.. Seketika moodku berubah menjadi buruk.. Mataku tak henti-hentinya melirik jam tanganku.. Setengah tiga lebih tiga menit... Aku telat..!
   Setelah dirasa jalanan mulai terlihat lenggang, aku langsung menaikkan kecepatan.. 60km/jam..
   Memarkirkan motorku dengan tergesa-gesa... Menaiki tangga dengan tergesa-gesa... Pintu kelasku tertutup.. Nafasku terengah.. Aku telat..!!
   Kuberanikan diri untuk mengetuk pintu.. Namun saat kuintip dari celah kaca pada pintu... Kelasku kosong..
   Belum ada satu pun anak yang berada disana.. hanya berisi kursi-kursi yang berbaris rapi.. Hatiku lega.. Moodku berubah menjadi baik kembali..
   Aku mengambil tempat duduk favoritku.. baris ketiga dari belakang.. duduk di kursiku.. dan tak lama kemudian teman satu kelasku datang.. Aku berharap Dia☆ berangkat hari ini.. Yaah... setelah kemarin ia tak memberitahuku.. Aku jadi merasa sedikit kesepian..
   Guru bidang geografi telah memasuki kelas.. pelajaran dimulai... Entah kenapa, hatiku merasa was-was..
   Kudengar suara pintu diketuk dan kemudian dibuka.. kusempatkan kepalaku menoleh ke belakang... Aaah... Dia☆ datang.. Hatiku seketika lega.. Aneh..
   Mataku tak lepas dari setiap gerak-geriknya.. Dia☆mengambil tempat duduk di seberang kursiku.. Kulihat Dia☆ memasang wajah sedikit memelas seperti "meminta maaf" sebentar.. sebelum memasang senyumnya padaku..
                                                 Deg...
    Rasa apa ini... Kurasakan wajahku mulai memanas.. Kubalas senyumnya dengan senyumku.. Lalu aku langsung mengalihkan pandanganku kearah guru di depan kelas..
    Sepuluh menit.. Dua puluh menit berlalu.. Iseng, kulirik Dia☆ dari sudut mataku.. Dia☆ melirikku juga.. Dia tersenyum lagi... Manis...
               Astaga... Konsentrasi Irvin.. Konsentrasi...!
   Aku mulai kehilangan fokusku.. Samar kudengar suara cekikikan temanku di bangku paling belakang..
         Satu jam berlalu dengan cepat.. Break sejenak.. Sebuah lagu mulai mengalun melalui speaker..  Perahu Kertas..
       Aku penasaran.. Kucoba melirik kearah Dia☆... ooh oke.. Aku tak lagi melirik.. Aku menoleh padanya.. Sekedar ingin tahu, apakah ia telah selesai mencatat.. Dan Dia☆ baru saja selesai.. Dia menoleh padaku juga.. Memasang senyumnya padaku.. Aku balas senyumnya..
    Rasanya seperti sedang melakukan lomba menatap seseorang sambil tersenyum.. dan siapa yang bisa menahan senyum terlama, dialah pemenangnya..  Dan sudah dapat ditebak, aku kalah.. Dia☆lah yang menang..
                                    Deg.... Deg....
    Aku pernah merasakan rasa ini.. saat melihat kamu tersenyum... walau hanya melihatmu ada di ujung sana.. dan sedang bersama seseorang..
    Senyumanmu yang terlihat sangat manis.. bahkan melebihi cokelat.. dan gula-gula lainnya...
                                          Aku merindukannya....
   Dan sekarang.. Aku menemukan rasa yang sama... walau dengan orang lain.. dan dalam jarak sedekat ini..
   Kurasakan seluruh ujung jariku mulai membeku.. dingin.. mungkin pengaruh dari pendingin ruangan yang ada di belakang.. Atau karena... Dia☆....  I wonder what's happening...
    Lagi-lagi samar kudengar kedua temanku tertawa cekikikan di belakangku... Sial... mereka mengganggu sekali..


      Aku ingin terus melihat senyumnya seperti ini... Aku ingin..

Selasa, 25 Agustus 2015

[CHSI] My.. My.. Heartbeats..!!

   A.. Ak.. Aku.. tak tahu apa yang baru saja terjadi..
      Pikiranku seketika kosong.. blank..
   Hanya saja.. Kurasakan hawa panas pada pipiku tak kunjung mereda..
    Jujur... sebenarnya aku sangat merindukan kehangatan pada pipiku ini..
      Sejak terakhir kali kamu menatapku dengan jarak yang sebenarnya jauh..
   Kamu.. Aku berharap bisa melupakanmu secara total saat ini...
   Karena.. Aku merasa ada seseorang yang terlihat... yaah.. Care..  Padaku...
  Setidaknya itu yang sempat dikatakan oleh teman terbaikku..
   Entah perasaanku itu benar atau tidak...
---------- '   ' ----------
  Aku mencoba memerankan karakter tokoh yang telah guru berikan padaku.. Sebenarnya tak terlalu sulit.. Hanya menjadi seorang gadis pemalu selama kurang lebih satu menit..
  Namun, yang membuatku tak bisa berkonsentrasi.. Adalah scene yang harus kumainkan..
                                                         Sial..

              Aku mulai merutuk sendiri.. Lagi..

  Sepenggal kisah tentang seorang gadis pemalu yang dijauhi orang-orang, lalu ia memberanikan diri untuk meminta bantuan seorang paranormal--dukun-- dan ia pun diberi sebuah jimat yang dapat membuatnya disegani..
   Sehingga membuat seseorang laki-laki yang cukup populer di sekolahnya seakan tersihir oleh jimat itu.. Dan menyukai si gadis pemalu tersebut...

   Aku sudah mempersiapkan dialogku dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.. Tapi semuanya menghilang begitu saja, saat mengetahui bahwa seseorang yang akan beradu peran denganku adalah Dia☆...
   Tak masalah jika hanya dengan teman terbaikku beradu peran denganku menjadi mbah dukun itu..
             Tapi..
     Jika Dia☆ yang akan menjadi seseorang yang akan "tersihir" untuk menyukaiku.... Aku tak tahu lagi.. Kemungkinan terburuk yang akan terjadi...
                    Dan dugaanku... benar-benar terjadi...

   Aku dapat memerankan peranku dengan tingkat imajinasi yang super...  Saat beradu peran dengan teman terbaikku..
Tapi tepat setelah ia memberikan suatu jimat padaku.. Lalu aku 'pamit'..
  Secara tiba-tiba Dia☆ berjalan dengan tergesa-gesa menuju kearahku.. Aku mulai takut.. Bingung..
          "Hei, kamu..!"
  Kudengar setiap kata yang keluar dari bibirnya..
          "Kamu ngapain disini..?"
   Aku mulai bingung.. Sebenarnya Dia☆ bermaksud mengarahkan pembicaraan kemana??
    Lagipula kenapa nada suaranya tegas sekali??? Aku menjadi makin bingung..
           "Ng.. nggak nga.. ngapa-ngapain kok...,"
    Aku mencoba memutar otak.. mencari kata-kata..              BUNTU.. sial...
             "Itu..! Siapa itu..!?"
    Kudengar suaranya sambil menunjuk kearah teman terbaikku.. Aku bingung..
            "I.. itu.. mbahku...,"
   Sial.. Aku kehabisan kata-kata... Dia☆ terus mendesakku..
            "Iya aku tahu, kamu ngapain disini..?"
     Sembari mendesakku seperti itu.. Dia☆ memojokkan aku.. Dengan terus memajukan posisinya..  Semakin dekat denganku.. Dengan wajahku..
    Aku sudah menemui jalan buntu.. dekat dengan pintu.. di sudut meja temanku yang menempel dengan dinding...
           Sial... sial... sial...
    Aku mencoba mencuri-curi pandang kearah guru yang masih memerhatikan kami.. Aku mencoba meminta  guru itu untuk segera menghentikan adegan ini dengan kode-kode mata..
    Wajah guru itu hanya datar.. Mencoba memerhatikan adegan apa yang akan terjadi selanjutnya..
       Sial... sial... sial...
                3 detik... 5 detik....
    Aku mengalihkan pandanganku pada Dia☆ yang masih terus mencoba mendesakku.. Seakan mencari keterangan dan informasi sebanyak-banyaknya dariku..
            "J.. Jangan deket-deket..,"
   Aku mencoba membuatnya sedikit menjauh dariku..
    Aku butuh udara segar secepatnya... Sebelum aku benar-benar meleleh disini..!
       Wajahku benar-benar terasa panas saat ini... Sangat panas...
     Detak jantungku mulai terdengar tak teratur...  Dadaku mulai terasa sesak...
    Sempat beberapa kali kutatap matanya.. Dia☆...
            Mata kami saling beradu..
    Aku mencoba meminta bantuannya untuk segera menghentikan adegan ini dengan bahasa mataku.. 
                                 Sialnya... Dia☆ tak mengerti....

                         Baiklah..! Baiklah...! Aku menyerah...!! Bu guru..! Saya menyeraaaaahh....!!

    Aku merasa ingin berteriak saat itu juga..
        Akhirnya aku mengatakannya,
              "Bu, udah.. udah ya Bu...,"
   Guru itu pun akhirnya mengisyaratkan anggota kelas untuk memberikan aplause pada kami...
    Aaaahh.... Akhirnya adegan itu berakhir....

    Guru itu akhirnya menjelaskan bahwa seharusnya Dia☆ memerankan seorang laki-laki yang menyukaiku..
    Tapi.. adegan tadi lebih terasa seperti Dia☆ menjadi seorang polisi yang sedang mencari saksi mata dari kasus pembunuhan.. Atau seperti rentenir yang mengejar mangsanya untuk menagih utang..

     Dari lubuk hatiku yang paling dalam.. Aku ingin mengulang adegan itu... untukku sendiri... Tanpa ada rasa malu.. Ataupun rasa takut.. Tanpa ada seorang pun yang memerhatikan kami..
   Aku sempat merasakan suatu kehangatan dari tatapan matanya... Atau mungkin Dia☆ ingin memanfaatkan adegan tadi untuk mengusili aku...?   Hanya Allah yang tahu..
     Ketika mata kami beradu.. ada sesuatu yang sepertinya ingin diucapkannya secara diam-diam.. dengan posisinya yang sengaja membelakangi guru dan menyembunyikan aku dibalik tubuhnya..
      Dengan sedikit senyuman khasnya yang memang kusukai.. dan alisnya yang naik turun menandakan dirinya sedang bercanda...  Aku mencoba menonjolkan karakterku.. Tapi hasilnya nihil... Keberanianku tak dapat keluar.. Seakan tersegel olehnya...




       Sial... Aku ingin terus berada di dekatnya....

Sabtu, 22 Agustus 2015

[CHSI] I Was Too Reckless

                      Tampaknya aku mulai buta..

   Seakan aku sudah tak ingin lebih lama lagi berada di dunia ini...

   Jangan berpikir aneh-aneh dulu..  Aku tak ada maksud untuk bunuh diri.. Please.. Aku orang beriman yang takkan pernah berpikir seperti itu..
         Hanya saja...

                                  I was too reckless...

     Aku terlalu nekat dalam mengambil pilihan yang penuh dengan resiko..
     Aku tahu, takkan ada gunanya walau aku menyesal saat ini.. Dan aku telah bertekad bahwa aku tidak akan menyesali semua perbuatan yang telah kuperbuat..

    Yang kupikirkan saat itu adalah.. Aku dapat pulang cepat sampai di rumah.. Tapi aku terlalu fokus pada satu hal itu dan.... Aku mengabaikan semuanya...
     Aku bersiap-siap akan menyebrangi jalan dengan mengendarai motorku.. Usai mengikuti bimbel..
   Aku masih dapat melihat Dia☆ sekilas... Ya, hanya sekilas...
   Aku hanya fokus pada jalan bagian selatan, karena aku akan menuju arah utara.. Aku dapat memperkirakan datangnya kendaraan dari arah selatan.. Saat aku melihat arah utara.. Aku melihat kendaraan yang masih lumayan jauh jaraknya denganku..
   Namun, saat aku mulai memasuki jalan itu, hendak menyebrang.. Ada sebuah motor yang melaju dari arah selatan tampak seakan tak mengizinkan aku lewat.. Aku berfokus pada motor itu..

                                 ..Dan aku mengabaikan kendaraan dari arah utara....

    Aku merasakan darahku berdesir di bawah kulit.. Jantungku seakan berhenti dua detik.. Kurasakan waktu seakan melambat..

                   Ya Allah... Kumohon ampuni semua dosa dan kesalahanku...

    Allah masih memberiku kesempatan untuk menjalani kehidupanku..
   Sebuah motor yang sebelumnya melaju kencang, perlahan melambat saat semakin dekat denganku.. dan pada akhirnya berhenti tepat di pertengahan jalan itu..
   Entah apa yang akan terjadi jika motor itu tidak berhenti.. posisinya sangat memungkinkan aku untuk terlempar beberapa meter kearah selatan, bila motor itu tetap melajukan kecepatannya..
   Motor itu pasti akan menghantam tepat dibagian samping motorku.. Dan hanya ada dua pilihan menyeramkan di benak dan pikiranku..
   Antara aku yang akan terlempar beberapa meter dari tempat kejadian dan mempunyai luka-luka yang cukup parah.. Ataukah aku akan terjatuh dan langsung dieksekusi oleh malaikat saat itu juga...

                   Ya Allah... Aku belum sempat membahagiakan orang tuaku.. Jangan ambil nyawaku sampai aku benar-benar dapat melihat senyum mereka atas keberhasilanku..  Jangan sekarang...

      Aku belum sempat membuktikan bahwa orang yang jujur tak akan pernah dikalahkan oleh orang pendusta..!
    Aku belum sempat mewujudkan impianku dalam dasar teori "Balon" buatan teman baikku yang itu..

                    Ya Allah... Aku sangat berterimakasih...

     Ketika melihat motor itu berhenti.. Aku langsung melajukan motorku kearah utara... Aku sudah tak peduli lagi.. Apakah Dia☆ melihatku atau tidak..
    Tapi aku masih berharap kalau Dia☆ akan khawatir padaku... Aku masih berharap...
   Tapi... sampai di pertigaan itu.. Akh tak melihatnya.. Yaaah... Ada sedikit rasa kecewa.. Tapi tak apalah..

      Saat ini... Aku tak apa-apa...

Minggu, 16 Agustus 2015

[CHSI] The Real Pertanda

      Pertanda...  Baik.. Atau buruk...?
  Anggap saja... Mimpi kemaren terjadi dua hari sebelum pertanda ini terjadi..

  Hari ini.. salahsatu teman sekelasku berulangtahun.. Dan dua kelas IPS telah mendapat undangan darinya.. Pastilah mereka semua berencana untuk datang.. Walau hanya sekedar 'nongol' untuk memenuhi undangan itu..
   Aku dengan teman baikku yang ini tengah membicarakan hadiah apa yang akan diberikan pada teman kami.. hmm.. yang pasti bukan hadiah murahan tanpa makna.. begitu pikir kami berdua
   Tapi masih ada satu hal lagi yang mengganjal di benakku... Apakah aku bisa pergi untuk memenuhi undangan itu..?
   Masalahnya, pada hari itu juga aku mengikuti bimbingan di salahsatu tempat bimbel yang cukup terkenal.. dan itu adalah hari pertamaku masuk.. Dan aku baru akan selesai pukul 17.50..  padahal undangannya adalah pukul 17.45..  Oke.. dari segi waktu, aku sudah melewati ketepatannya..
    Apakah aku menghindar saja untuk pergi ke undangan itu.. dengan alasan ada bimbel itu tadi... Toh, aku masih bisa memberikan hadiah padanya esok harinya..
   Teman baikku yang ini sedikit memberikanku solusi, aku ingat ada salahsatu teman laki-laki di kelas sebelah yang masuk pada tempat bimbel yang sama denganku.. Siapa tahu, dia juga ingin ke undangan itu, dan aku bisa mengendarai motorku dengan dia sebagai penuntunnya..
   Aku bisa sedikit lega.. Dan melupakan sejenak masalah itu..
   'Dia' yang berulangtahun pun, sempat dengan sengaja memojokkan aku untuk pergi ke undangannya bersama dengan Dia☆...
                       Cukup sudah...! Hal gila seperti itu takkan terjadi...!!

       Aku pulang..
   Tidak.. tidak.. Aku melajukan motorku menuju salahsatu pusat perbelanjaan.. Dan seragam sekolah masih melekat pada tubuhku.. Aku sudah tak peduli.. Yang terpenting, aku mendapatkan sesuatu yang tak terlalu murah dan tak  terlalu mahal, namun bermakna...  Tak perlu kuberitahu disini.. Ini privasi..
    Oke.. masalah pertama selesai... Aku sampai di rumah.. Tepat pukul 13.10... Aku segera mandi dan berganti baju.. kemudian membungkus hadiah yang akan kuberikan pada temanku yang berulang tahun...
  Aku tak tahu kenapa aku punya perasaan, bahwa aku harus membungkusnya sekarang.. Entahlah.. Sepertinya aku merasakan suatu firasat..
    Aku menyiapkan tas yang akan kubawa bimbel.. Aku bingung.. apa lagi yang perlu kubawa.. Tanpa pikir panjang, aku memasukkan hadiah itu ke dalam tasku.. Entahlah.. Apa yang kupikirkan saat itu.. Siapa tahu saja... yaaa.... ada keajaiban??

   Aku melajukan motorku menuju tempat bimbel dengan kecepatan sedang... Aku harus tepat waktu... begitu pikirku..
   ---Ketika istirahat, aku sekedar iseng.. menanyakan temanku mengenai undangan itu... "aku nggak datang.. Masa' aku datang pakai kaos gini.. kan nggak lucu, kalau beda sendiri..," begitu jawabannya...
                  Hilang sudah keajaiban yang tadinya kuharapkan...
    Aku sekedar ingin memberitahukan Dia☆ bahwa temanku tak mau datang ke ultah teman kami melalui pesan singkat.. Setelahnya aku tak mengecek balasannya.. Aku sudah tak peduli..
   Saat pelajaran kedua dimulai.. konsentrasiku tak begitu kuat saat pelajaran pertama... Fokusku sedikit buyar.. Aku mencoba menenangkan diriku sendiri..
       Bener kan.. bawa hadiah sekarang itu gak ada gunanya..! Tau gitu tadi gak perlu susah-susah bungkus kado..!
    Aku mulai merutuki diri sendiri..
  Sebelum pulang, aku iseng kembali menanyakannya, "beneran nih, nggak kesana..?" Dia cuma memasang muka datar tanpa dosa, "nggak..,"  ya sudahlah.. Aku pasrah..

   Aku melajukan motorku pulang... Aku sudah tak memikirkan hal itu lagi.. Ooh, baiklah.. Aku masih memikirkannya.. Memikirkan tentang sebuah keajaiban kecil yang akan terjadi.. Temanku yang seharusnya lurus, justru ikut belok ke kanan.. arah yang akan kutuju.. Aku diam saja..
   Pas dengan lampu lalu lintas yang menyala merah, aku menghentikan motorku.. Dia pun begitu.. Hening sejenak...
   Tiba-tiba muncul Dia☆ di tengah antara aku dan temanku... Aku hening.. "Loh!? Kok ada kamu..!? Dari mana..!?"  Aku berbisik keras.., "dari al*a*r* di sebelah *O," Aku tambah hening..
   "Kamu kubales.. Kutelpon gak diangkat..," Aku bertambah hening..
    Eh!? Jadi Dia☆ benar-benar menganggap masalahku seserius itu...
    "Kamu mau nggak ke ultahnya..? Kalau mau bareng aku aja..,"
   Aku hening...,  "kalau ada temen bareng kesana ya aku mau..,"
  "Lha iya, bareng aku aja..,"  Aku hening.., "beneran nih..?" Aku sedikit ragu..
    Kulihat Dia☆ mengangguk mantap.. Oke, aku ikut.., "tapi aku pulang dulu, naruh motor..," Dia☆ mengangguk mantap.. Pas dengan lampu hijau yang menyala..
  Aku langsung masuk ke rumah dengan buru-buru, tak lupa mengucap salam.. menaruh buku tebal, lalu pamit..
      "Eh.. eh.. mbak vin dianter sama siapa..!?" Tanteku buru-buru mengikutiku keluar.., "sama temenku..," jawabku datar... Beliau melihat Dia☆ dan temanku bergantian.. Aku mendekati Dia☆...
    Entah kenapa rasanya agak aneh.. deg-degan gimanaa gitu..
     "Mas, titip irvina yaa~" pesan tanteku yang langsung dijawab, "iyaa, tante," jawab Dia☆ dan anggukan temanku.. Aku menaiki motor Dia☆ dengan perasaan aneh yang berbunga-bunga.. Ingat dengan mimpi waktu itu..
                                   Keajaiban benar-benar terjadi....
    Aku jadi merasa kalau kami terlihat seperti sepasang...... Aaaah... Sudahlah.. Lupakan saja..
   Dia☆ melajukan motornya dengan kecepatan tinggi yang dapat membuatku seakan melayang saat roda motornya melewati polisi tidur...
     Jantungku serasa mau copot... Dia☆ benar-benar membuatku deg-degan dengan laju motornya.. Sial..

    Kami berdua sudah hampir mendekati rumah teman kami yang telah mengundang kami.. Temanku sudah menghilang entah sejak kapan.. Yang kuingat, tiba-tiba kami sudah berdua..
     Kami sudah dapat melihat beberapa teman sekelas kami berkerumun di depan rumah..
                         "Ir, tutup kaca helmmu.. sembunyiin muka kita...,"
   Kata-katanya langsung kuturuti.. Saat melewati mereka.. benar saja, mereka langsung menerka-nerka.. siapa yang datang ini..
   Pertama, aku melepas helmku.. Mereka langsung menyapaku dari jauh.. Dia☆ masih mengenakan helm dan jaketnya.. Supaya disangka misterius..
   Aku memaksanya segera bergabung, tapi Dia☆ menyuruhku duluan.. Alasannya, belum ada teman cowok yang lain..  Okelah.. alasannya kuterima..
    Aku segera mendekati mereka.. Ada salahsatu yang bertanya padaku, "Ir, kamu dateng sama siapa? Kakakmu..?" Aku memasang muka misterius dan tertawa kecil, " bukan,"
  dia penaaran, "pacarmu..?" Aku hening, "bukanlaah..,"
  dia semakin penasaran, "siapa sih.. gebetan ya..?" Aku hening, "bukan, lihat aja nanti..,"
  Kemudian ada yang nyeletuk keras, " 'Dia☆' yaaa..!?"   Eh, sialan... jawabannya bener.., "bukan tuh..," aku masih berusaha menyangkal..
   dia masih penasaran, "siapa sih..!? Sekelas atau nggak..?" Aku terlihat berpikir.., "emm... sekelas," dia terlihat berpikir serius.., "siapa sih.."
    Dia☆ sepertinya sudah tak tahan, akhirnya dia melepaskan helm dan jaketnya.. Terbongkarlah identitasnya..
    "Naaahh... bener kan!? Ternyata 'Dia☆'...!?" Teriaknya..
                              Sial... Pasti besok akan ada gosip hangat tentang kami..

   Dan pesta berjalan dengan semestinya... diskip saja.. sudah durasi.. -_-
   Dan tiba waktunya pulang.. Kami berdua pamit pulang pada teman kami yang berulang tahun.. Dia mengatakan terimakasih karena kami sudah memenuhi undangannya lengkap dengan titipannya--datang berdua, boncengan-- Dan kami pulang..
     Aku merasa hampir semua mata tertuju pada kami yang boncengan berdua... Aaah.. sudahlah.. Aku tak peduli.. Waktu sudah menunjukkan pukul  21.50.. Dan aku sudah mulai merasa ngantuk..
   Di jalan kami sempat berbincang sejenak tentang pesta tadi.. Menyenangkan..
   Tapi, saat Dia☆ melihat ada beberapa teman kami  berapa di belakang kami.., "Ir, dingin nggak?" Dia☆ bertanya tiba-tiba, "nggak..," aku menjawab seadanya.. Aku tak memikirkan maksud dibalik pertanyaannya.. Dan...
     Dia☆ semakin melajukan kecepatan motornya... Kurasa sekitar 140km/jam sepertinya ada.. Aaah.. sudahlah.. Aku terlalu ngantuk untuk mengomentari kecepatannya..
   Kami sampai di rumah.. Dengan selamat, alhamdulillah...  Aku mengetuk pintu.. Setelah mengucapkan terimakasih pada Dia☆ dengan lembut dan tulus.. 15 detik... 30 detik... Tanteku akhirnya membukakan pintu..
      "Mas, makasih ya~ udah nganterin irvina~ maaf ngerepotin~" 
     Kulihat wajah Dia☆ sekilas... Dia tersenyum, "iyaa, nggak apa-apa tante..," wajahnya.. Wajahnya...  Aku akan merindukan setiap kejadian yang terjadi malam ini.. dengannya... Dia☆..
                     -------------BONUS--------------
   Esok harinya, olahraga.. Lari sejauh 5 km... Seluruh persendian kakiku terasa lemas..
    Setelahnya pelajaran agama... Ada salahsatu teman yang terlihat berbincang dengan teman belakangnya.. Guru melihat mereka dan bertanya, "kalian ini, ngomongin apaan toh..!?"
   Mereka terlihat sedikit kaget.. salahsatunya menjawab, "itu pak.. anu.. bicarain irvina yang kemaren diboncengin sama 'dia☆'...," seketika teman-teman sekelas yang lain mengiringi dengan kata "ciee"  dan guru itu hanya hening..

                Sialan tenan...

Kamis, 13 Agustus 2015

[CHSI] My Dream.. Yours Too ?

                        Mimpi..
          Apa aku sadar saat bermimpi...?

       Jawabannya... Iya.. Aku sadar...

  Ini memang terdengar aneh, tapi aku bisa benar-benar tahu dan sadar ketika aku sedang berada di alam mimpi..
   Hmm...  Seharusnya aku memposting ini sejak dua minggu lalu.. Tapi.. Yaah.. alasannya banyak dan tak bisa kujelaskan disini..

   Oke... Dari judulnya.. Bisa ditebak, kalau aku bermimpi dan ada seseorang yang dekat denganku masuk didalamnya..
             Seseorang itu... BUKAN kamu..!
      Tapi.. Dia☆...
  --------------
   Aku berada di teras rumahku.. memikirkan sesuatu yang tak bisa kuingat jelas..
   Seperti... aku memiliki kotak kecil penyimpan serbaguna yang bahkan sebuah mobil pun dapat masuk kedalamnya..  *aneh ya? Iyalah! Namanya juga mimpi -_- *
   Aku berpikir, apakah sebaiknya mobilku kumasukkan kedalamnya, lalu saat bertemu Dia☆, aku dapat mengajaknya jalan bareng.. atau bagaimana ya.. ya semacam begitulah..
   Nah, sambil memikirkan itu.. Aku terus berjalan.. Kurasa aku menaiki motor atau semacamnya... Karena tiba-tiba scenenya sudah berubah menjadi sebuah taman..
   Aku melihat-lihat semacam pameran.. atau apalah itu.. Dan aku bertemu dengan Dia☆...
   Sambil memasang muka jutek, aku menyapanya.. dan.. yaah.. menanyakan pertanyaan standar, "lagi ngapain?"
   Dia☆ hanya melihat barang-barang yang dijajakan sebentar dan mengangkat bahu.. Bingung..
    Tiba-tiba Dia☆ bertanya padaku, "jalan yuk," Aku bingung.. confuse.. iya.. atau tidak.. Aku tak ingat apa yang kukatakan..
   Tapi aku langsung menaiki motornya dan Dia☆ juga sudah siap menggenggam stang motornya..
   Aku merasakan dinginnya angin yang menerpa wajahku.. Dan anehnya, aku sadar kalau ini mimpi..
   Aku tak tahu Dia☆ akan membawaku kemana.. Aku percaya saja padanya..
  Kami tiba di sebuah rumah yang sepertinya aku kenal, beberapa meter dari rumah itu sudah banyak kendaraan yang sedang parkir..
   Dia☆ menyuruhku untuk masuk kedalam rumah itu.. sementara ia memarkir motornya.., "nanti aku nyusul..." Oke, aku ikuti perintahnya..
   Saat berjalan mendekati rumah itu, aku melihat mobilku.. Padahal sebelumnya aku ingin memasukkannya ke kotak penyimpananku.. tapi tidak jadi..   Aku mulai was-was..
   Aku memasuki rumahnya dengan sedikit ragu, tapi ternyata aku langsung disambut.. oleh keluarga besarku..
   Loh? Aku masih menyimpan kagetku.. Aku bertemu ibuku..
   Loh? Kok ada ibuku disini?
   Aku langsung diinterogasi.. "Mbak Vin kok baru sampai sini? Lama ditungguin sama keluarga yang lain..,"  Aku hening.. lalu tertawa kecil, seakan tanpa dosa..
   Aku ditanya lagi, "kesini sama siapa?" Aku merasakan wajahku agak panas, "s.. sama temen..," aku mengalihkan pandanganku.., "mbok temenmu diajak masuk..," aku tertawa kecil.. sambil melirik jendela.. Aku mencari sosok Dia☆.. nihil.. Dia menghilang..
   Dan suasana seperti arisan keluarga besar...  Dimulai... hmm... lama... bosan..
   Aku meminta ijin ke belakang.. niatnya mau ke toilet, tapi aku melihat Dia☆ sedang berbincang dengan budheku.. mereka terlihat seperti sedang asyik berbicara diselingi tertawa ringan.. Waduh.. mereka membicarakan apa ya..
    Budheku sepertinya menyadari keberadaanku.. karena beliau langsung mengajakku bergabung untuk berbincang bersama.. Tiba-tiba..
                             ".... Jadi, kalian udah berapa bulan..?"
                                        DOORR...!!
            PERTANYAAN MACAM APA INI..!?
  Kulirik Dia☆ sekilas, ia hanya terlihat seperti tertawa dipaksakan.. Aku juga mengikuti tingkahnya..
              ahahaha...   sebenarnya apa yang kutertawakan..  -_-
   Aku tak ingat apa yang terjadi setelahnya.. Hanya saja tiba-tiba aku meminta ijin untuk pamit pulang duluan pada seluruh keluarga besarku, termasuk ibuku.. hmm.. Lepas sudah.. Lega rasanya..
   Aku kembali menaiki motornya.. Dia☆ mulai melajukan motornya ke suatu tempat yang tidak kukenal.. Aku tetap diam..
    Seperti sebuah perkampungan yang...  *maaf sebelumnya* penuh dengan orang autis ataupun orang yang kurang waras.. Aku mulai merasa takut.. Kurasakan bulu tengkukku meremang..
  Kami tiba di sebuah rumah yang cukup besar.. Dia ☆ tetap melajukan motornya memasuki bagian dalam rumah itu.. ada tangga.. dan Dia☆ menaiki tangga itu dengan motornya.. *Aneh ya? Namanya juga mimpi*
   Aku turun dari motornya.. Bingung.. Dia☆ pun tiba-tiba menghilang... Aku mulai takut.. Dan saat aku keluar dari sisi rumah aneh itu.. Aku tak tahu apa yang terjadi..
   Tiba-tiba aku ada di rumah keluarga besarku tadi.. Aku hening.. Aku bingung.. Kemudian aku bertemu budheku..,  "eh mbak vin, kamu udah lama kenal sama temenmu tadi?"  Anehnya aku langsung menjawab, "iya budhe, sekitar lima tahunan..."   Aku bingung sendiri..
        Lima tahun....!? Lama banget ya.. -_-"
     Tiba-tiba aku pamit.. Aku berjalan kaki menuju tempat tadi.. rumah aneh tadi.. Kuberanikan diri melewati orang-orang yang menatapku aneh.. bahkan ada satu yang melambai padaku.. Aku langsung mempercepat langkahku...
    Aku tiba di rumah aneh itu.. Dia☆ belum juga tampak batang hidungnya..
   Anehnya aku langsung memasuki pintu utama dari rumah itu dengan mengucap salam seperti aku sudah biasa datang kemari..
   Aku mengecek setiap ruangan sekilas.. kosong.. Lalu aku pergi ke dapur.. ada seorang ibu yang seumuran dengan ibuku... Aku menyapanya, "siang tante.."   beliau langsung menjawab, "siang.. eh, ternyata irvina toh..  Udah lama disini? Mau masakin 'dia☆' lagi ya?"
    Aku hening.. maksudnya apa?? Emangnya aku pernah masak disini?
     "Nggak tante, saya mau main aja~"
  Mulutku menjawab tanpa perintahku..
            JAWABAN MACAM APA INI..!?
  Aku langsung pamit keluar.. Aku melihat-lihat garasi.. sekedar melihat sih.. Kemudian aku bertemu seorang bapak-bapak paruh baya.. Beliau langsung menggenggam kedua bahuku..
   Aku sedikit tersentak kaget.., "oalaah.. ini toh yang namanya irvina.. cantik ya.. Udah kenalan sama kakaknya 'dia☆'...?"
                         Aku hening... 
     Apa maksudnya ini... Ini... Ini rumahnya...!?  Rumahnya Dia☆...!?
   Tiba-tiba Dia☆ muncul.. entah darimana.., "udahlah pak, irvinanya kaget tuh,"    aku hening...  aku masih memasang wajah kaget..
     Yang kuingat setelahnya, kami berbincang bersama... Entah membicarakan apa...
            Tiba-tiba aku terbangun...
   Aku penasaran... Apa kira-kira yang kami bicarakan.. Aku merasakan wajahku mamanas.. Apa jangan-jangan....    Aaaah, lupakan saja...
    Kira-kira Dia☆ ngerasain mimpi kayak gini juga nggak ya...  I wonder..

     Ini hanya sekedar mimpi.... Ataukah sebuah pertanda ya....

Rabu, 29 Juli 2015

[CHSI] H.. B.. D.. >>TELAT VERSION<< 2

-----Mari kembali ke masa sekarang....

   Tanggal 26 Juli... Satu-satunya hari libur sebelum masuk sekolah..
   Aku bosan.. sejak tadi malam, aku memikirkan rencana untuk bisa kabur dari rumah esoknya.. untuk membeli buku..
   Jam dinding kamarku sudah menunjukan angka sembilan pagi.. Dengan ragu-ragu aku mengetik pesan singkat pada teman baikku yang itu..
   Satu menit... Dua menit.. Tiga menit..
Tak ada jawaban.. 
   "Hancur sudah harapanku untuk memberikan surprise padamu esok harinya di sekolah..," begitu pikirku putus asa..
  Lima menit berlalu, pesan masuk.. pesanku sebelumnya mendapat respon positif dari teman baiku yang itu..
   Aku akan menjemputnya sepuluh menit lagi..

   Naah.. Kami sampai di toko buku.. Tidak terlalu ramai.. Kami naik ke lantai dua.. ke bagian novel..
   "Ini dia Ir, ini novel Tere Liye yang terbaru..," kata-kata teman baikku yang itu hanya terdengar samar di telingaku..
  Aku terpesona melihat ribuan buku-buku novel yang berbaris rapi.. lengkap dengan tanda diskon..
  Aku mengalihkan pandanganku pada dua novel yang tadi ditunjuk olehnya..
  Hmmm.... Harga yang pantas untuk novel setebal dan seistimewa itu..
  Dari awal, aku memang sudah berniat membeli kedua novel itu.. Tapi setelah kupikir-pikir, aku akan jalan-jalan sebentar.. sebelum membelinya..
  Bayangkan saja, jika aku ingin melihat buku yang lain sambil membawa kedua novel setebal itu.. Tenagaku pasti tak kuat untuk berjalan lebih lama lagi..
  Tiba-tiba teman baikku yang itu, menunjukan padaku sebuah buku kecil.. sebuah novel kecil, kurasa..
   Sampulnya bergambar muka seorang gadis yang menangis dan rambutnya yang tertiup angin.. Digambarkan dengan struktur pembuatan anime.. Judulnya..   "She Loves You"
   Aku membaca sinopsis di bagian belakangnya..
   "Ir, yang ini sekalian aja kamu kasih ke dia~!" Aku memelototinya saat itu juga..  JANGAN SAMPAI!!
  Kisah yang menceritakan seorang gadis SMA yang ternyata menyukai twman masa kecilnya.. Dan cowok itu ridak peka pada perasaan si gadis.. Sial.. Aku merasa seluruh ke-JLEB-an yang kurasa, tertuang ke novel itu..
    JANGAN SAMPAI KAMU MENGETAHUI INI !
 
   Aku masih betah untuk berputar-putar di toko buku..  Ini benar-benar menyenangkan..!

   Tak terasa kami sudah dua jam ada disana.. Kami juga sekalian membeli beberapa buku untuk teman baik kami..
   Karena kupikir jika aku memutuskan baru akan membeli hadiah untuknya di bulan Agustus.. Pasti tak akan sempat..
   Ditambah lagi, sekarang sudah di penghujung akhir tahun ajaran.. dan aku akan sulit menemukan hari libur diantara belajar.. belajar.. dan belajar..

    Semua sudah beres.. akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke rumahnya.. Aku sekalian membungkus kedua buku untukmu..
   Aku meminta bantuan teman baikku yang itu, untuk menyusun kata-kata puitis untuk kuselipkan diantara buku-buku ini..
   Buku-buku ini.. Perlahan mulai kubalut dengan kertas berwarna emas..

---Tanggal 27 Juli
  Hatiku berdegub tiap kuingat kalau aku akan memberikan kado ini padamu..

     Apa aku sanggup memberikannya langsung padamu??

   Bahkan aku juga sudah berlatih semalam sebelum ini, dengan memberikan sedikit lelucon.. "Awas, jangan dibalik, nanti tumpah..,"
   Kan tidak lucu.. kalau aku tiba-tiba jadi gagap, hanya untuk memberikan kado itu.. Ataupun kalau aku speechless saat memberikannya padamu..
        Dan....
    Aah..Sial.. Panitia MOS baru diizinkan pulang pukul tiga sore.. kulirik jam tanganku.. pukul satu lebih lima belas menit..
   Teman baikku yang ini, memberikan option iseng..
     "... Kamu taruh aja didalam tasnya..,"
   Hmm... ide yang tidak buruk.. tapi diujung sana, masih ada beberapa anak yang belum pulang..
   Didalam kelasmu.. sepi.. hanya tersisa tiga buah tas.. semua anak di kelasmu sudah pulang.. yeah.. awal yang bagus...
   Tasmu... Tasmu... Yang mana tas milikmu...
    Hitam... Aku ingat, tasmu berwarna hitam.. Kucoba membuka salahsatu tas di atas meja.. kulihat name tag di salahsatu buku.. Ad----..
   Ah.. bukan... Kucoba membuka tas yang berada dekat dengan dinding.. Hanya ada satu buku tulis.. atom.. partikel..
    Nama... namanya... Mana namanya...
  Aah... Ini dia.. ketemu... Namamu.. tercantum didalamnya.. Hatiku lega...
  Tapi bagaimana aku bisa memasukkan kado ini, jika di ujung lorong masih ada beberapa anak..?
   Jadi.. kami menunggu sampai suasana sepi.. Dan mencuri-curi pandang.. apakah ada orang yang melihat atau tidak..
                            ...  Sepi...
   Aku memberanikan diri.. Kupeluk erat kado itu.. Mengendap-endap memasuki kelasmu.. Membuka tasmu.. dan kuletakkan kado itu dengan perlahan..
      Aman...
  Kini hatiku benar-benar lega sepenuhnya...
  Aku berhasil memberikannya padamu..

------Tanggal 28 Juli
   "Ir, kamu nggak salah masukkin ke tasnya kan?"  Pertanyaan teman baikku yang itu terua terngiang di kepalaku..
  Tidak.. Aku yakin aku memasukkan kado itu ke tas yang benar.. Aku yakin..

   "Ir, kamu yakin.. kamu nggak salah masukkin ke tas orang kan??"
  Pertanyaan yang sama terus dilontarkannya padaku.. Aku mulai merasa ragu kali ini..

  Malamnya aku membaca statusmu di sebuah media sosial..
     "Sahabat-sahabatku..?  Makasih ya.."
  Aaah.. Akhirnya kamu membuka kado itu...

-------Tanggal 29 Juli
  
   Teman baikku yang itu memperlihatkan percakapan mereka lewat pesan singkat yang berisi.. pernyataan terimakasihmu pada teman baikku yang itu..
   Hmmm.... Hatiku lumayan lega.. Yaah.. Setidaknya, fakta itu menunjukkan bahwa aku benar dalam peletakkan kado kedalam tasmu..
   Kamu takkan mudah menebak, siapa sebenarnya yang memberikan kado itu padamu.. karena dalam kata-kata puitis itu hanya tertulis "dari sahabat-sahabatmu"

------Tanggal 29 Juli
   Aku mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.. seperti biasa..
  Ketika aku membuka handphoneku.. Mataku terpaku pada nama pengirim pesan.. Namamu..
   Aku membuka pesan singkat itu dengan hati berdebar..
   "Mksh buat bukunya.. bla.. bla.. Aku seneng bgt.. bla.. bla.. ini bakal kujadikan novel pertamaku..,"
  Sial.. Apakah waktu baru saja berhenti beberapa detik? Atau jantungku yang baru saja berhenti dua detik..
   Aku mengendarai motorku dengan kecepatan sedang dan meluapkan kesenanganku dengan berteriak..

                       Aaaaaaaaaaaa......
                            Aku senang sekali....

Selasa, 28 Juli 2015

[CHSI] Red Hot Cheek, Drives Me Crazy

           You drive me crazy...
      My cheek... my cheek...
       Oh no... my cheek.. turn red.. turn hot.. slowly..
   My heart..  my heartbeats..
        I can't control them..  Oh no..
----
  Pembukaan yang agak alay.. aneh gimanaa gitu ya.. -_-   Maaf deh..
   Habisnyaaaaa....
           EITS, kali ini bukan tentang kamu kok.. santai aja..

    Ini tentang Dia☆... err... yaahh..

  Libur semester sekaligus libur lebaran  selama sebulan penuh ini.. Benar-benar berhasil membuatku merindukannya..
   Merindukan setiap tingkah gilanya.. Kata-kata gilanya yang tak jelas.. Semuanya..  Aku rindu semuanya..
  Aku bersyukur bahwa penghuni kelas kami tak berubah sama sekali.. hanya berbeda posisi kelas saja.. yang ada di lantai dua..
          Aah.. Sial.. Lantai dua..
  Aku jadi teringat kembali lelucon guru killer kesayanganku, "hati-hati ya nak.. persentase hidup kalian yang hidup di lantai dua gedung sekolah ini, mungkin lebih kecil dibanding teman-teman kalian yang kelasnya berada di bawah.. apalagi yang kelasnya dekat dengan lapangan saat terjadi gempa ataupun gunung meletus...  ha.. ha.. ha..,"
    Agak horor sih... tapi ada benarnya juga kayaknya.. Sial.. aku mengakuinya..!

     Stop..!!    Kita tadi bicarain apa sih.. -_-

    Naah.. Dia☆.. dia laki-laki yang paling tidak beres yang pernah kuanggap dekat denganku.. Baik sih orangnya.. Asik.. Alhamdulillah...

  Entahlah... Aku merasa ada sesuatu yang berbeda dengannya.. melekat dalam dirinya.. Mungkin sesuatu yang spesial..?  Yang kayak ada manis-manisnya gitu..     *abaikan ini*
    Err... entahlah... mungkin sesuatu seperti itu..(?) 

   Aku masih menyimpan rasa penasaranku.. saat dia☆ mengetahui kalau aku sedang belajar bermain gitar.. Padahal aku yakin, aku belum memberitahu siapapun kecuali teman-teman baikku..
  Ditambah dia☆ mengatakan itu saat dia setengah duduk di mejaku.. mengutak-atik handphoneku secara tiba-tiba.. hmm...

   Ada satu saat.. Ketika aku benar-benar merasa speechless setelah dia☆ mengatakan sesuatu..
  Kala itu aku sedang konsentrasi dalam memilah-milah hasil diskusi kelasku.. dan bersiap mengetiknya menjadi sebuah makalah.. Yaah dia☆ yang memintaku.. -*mentang-mentang dia ketua kelas sementara, nyuruh-nyuruh aja dia*-
   Tak ada hujan, tak ada petir, tak ada fenomena apa pun yang terjadi...
   Tapi dia☆ tiba-tiba mengatakan ini..
               "Ir, ibuku minta dibawakan pacar.. Bapakku minta cucu.. Terus aku mesti ngapain..,"
                       .....   Aku speechless .....
    Teman-teman kelas yang berada di dekat kami langsung memandangi kami..
                         "Ecieee... cieee... Irvin.. ciee...,"
            Aku berharap bisa menghilang saat itu juga..    Sial..
   Beberapa saat kemudian, kelas menjadi seperti semula.. seperti tidak terjadi apa-apa... syukurlah..
     Tapi beberapa menit kemudian, Dia☆ kembali mengatakan hal yang sama.. dan tanggapan mereka sama...

    Aaah.... Sudahlah.. Aku tak peduli...


                 Aku sedang dalam mood terbaikku saat ini...
                      Aku senang... Senang sekali..

[CHSI] H.. B.. D... >>TELAT VERSION<<

            H... B... D...
     To you...
           Happy birthday...   to you..

   Maafkan aku.. baru bisa mengatakannya disini... saat ini... seharusnya sudah jauh-jauh hari aku mengatakannya.. Tapi.. yaah.. sudahlah..
  Kini usiamu bertambah satu.. sekaligus berkurang disaat yang bersamaan...  Aku tak tahu harus senang.. atau sedih.. Saat mengingat hal ini..
    Begitu pun dengan diriku sendiri.. Tak ada yang tau kapan Dia akan memanggil..
                   Sial... Aku makin merasa lebih menua.. saat ingat bahwa umurmu bertambah..

    Sudah setahun ini.. Aku sibuk memikirkan surprise apa yang akan kuberikan padamu..
    Dan selama setahun itu juga, aku tak menemukan satu ide pun untuk memberikan something special untuk memperingati hari kelahiranmu..
         Ok fine..
   Disaat bingung itulah, teman baikku yang itu.. memberikan sebuah option yang kuanggap paling brilian!

                        Si jendela dunia...
                                                ...Ya, buku...

   Bukan hanya buku biasa.. tapi buku yang ditulis oleh seorang penulis yang cukup terkenal di negeri ini..
    Penulis yang kuanggap sebagai salahsatu favoritmu..  Darwis Tere Liye..

---- Mari flashback sebentar----
   Jam dinding sudah menunjukan pukul sekitar satu lewat dua puluh menit dini hari..  Aku tengah asik memainkan game kesayanganku..
     Handphone ku bergetar, menandakan adanya pesan baru di grup khusus organisasiku.. Kubaca sekilas nama pengirimnya..
   Hmmm...  Nama yang sudah tak asing lagi bagiku.. Nama yang dulu sempat kuanggap sebagai rival dalam menggapai dirimu.. Dan pada akhirnya, dia yang memenangkan pertarungan diam itu..
             --ok stop, kembali ke topik utama
    Dia mengirimkan pesan yang... Langsung membuat mataku membulat karena terkejut..
    Hari kelahiranmu... yaah.. sudah telat satu jam dan dua puluh menit untuk mengatakannya dan menjadi orang pertama yang memberimu ucapan dan juga doa tentunya..   :')
                 " AKU TELAT!!"
   Dua kata itu berhasil membuatku panik, dan buru-buru mengetik ucapan dan doa itu... Aku langsung mengirimnya ke inbox mu..
       Fiuuh... hampir saja lupa...
Sial, aku pasti sudah keduluan oleh nama itu... Sial.. Sial.. Sial...
    Bagaimana bisa aku melupakan hari sepenting ini... Yaah.. Kupikir Allah memang berusaha untuk membuatku lupa tentangmu.. Iya, kamu..

------mari kembali ke masa sekarang..

  Tanggal 26 Juli...

---Bersambung--------

Sabtu, 30 Mei 2015

[CHSI] Thanks a Lot (AGAIN)

  Pertama-tama maafkan aku, karena baru bisa meng update ini.. **Seharusnya sih tanggal 27 Mei kemarin**
  Dan aku bingung harus memulai dari mana, karena aku sudah mulai lupa apa yang akan aku share disini.. Bagaimana ini...!?
      Ini kesalahanku, karena aku sebelumnya tidak segera menuliskan memoriku disini.. Dan sebenarnya sebelumnya, aku sudah menuliskan sekitar delapan hingga sembilan paragraf, tapi apa dayaku sebagai manusia biasa... Aku lupa untuk menyimpannya sebagai draf..  Ooh.. Aku benar-benar menyesal... Jadi sekarang... Biarkan aku mencoba mengingat-ingat apa yang sebelumnya sudah kutuliskan disini...
        ----- Oke cukup basa basinya-----
   Hari ini tidak ada yang spesial... Mungkin iya, spesial.. karena tadi dipelajaran terakhir adalah pelajaran kosong...
         Bukan.... Bukan itu...
   Mungkin untuk orang lain atau orang ketiga, akan menganggap hari ini biasa saja.. sama sekali tak ada yang spesial..
   Tapi berbeda denganku.. Aku pun merasakan wajahku memanas saat peristiwa tadi sore teringat kembali.. Senyumku tak dapat kusembunyikan lagi.. Aku benar-benar bahagia...!
     Aku dan teman baikku yang ini merencanakan sebuah misi surprise untuk teman baik kami yang itu.. Kami berencana membuatkan pudding dilengkapi vla susu -(karena kue sudah meanstream)- dengan sebuah kado yang tak mungkin disangka olehnya..
   Bahkan kami sudah berlatih membuat pudding beserta vla itu sejak dua minggu sebelum ini.. Tapi disaat hari H, yaitu tanggal 26 Mei.. Apa daya kami.. mungkin Allah belum mengizinkan kami untuk melakukan surprise ini.. Hujan turun dengan derasnya.. membuat kami putus asa seketika..
                 Akhirnya kami memutuskan untuk memberikan surprise ini esok harinya...
    Hari ini tak ada yang spesial... kecuali sore harinya.. Saat kami sudah siap menuju rumahnya, kami mengalami beberapa kendala seperti...
      Bagaimana cara membawa sekotak pudding beserta vla-nya sambil membawa kado sebesar pelukanmu dan itu semua dilakukan diatas sebuah motor yang berjalan melintasi jalan yang berlubang dan polisi tidur yang cukup banyak....
        Alhamdulillah.. Allah masih mengizinkan kami untuk memberikan surprise ini padanya.. teman baik kami yang itu... yang selalu membuatku gagal untuk move on darimu.. iya kamu!
   Hatiku berdegup kencang saat mendengar suaramu yang baru sampai di rumah teman baikku yang itu..
   Walau surprise ini terkesan buru-buru.. dan saat kami berusaha menyalakan lilin berangka satu dan tujuh, dan ketika aku menyodorkan pudding itu untuk menyuruh dia teman baikku yang itu meniup lilinnya... ternyata lilin yang masih tersisa menyala hanya angka tujuh..  Dan sahabatmu membuat lelucon.. Jadilah kami semua tertawa, seakan menganggap bahwa dia teman baikku yang itu umurnya adalah tujuh tahun..

    Sedikit-sedikit aku melirik kamu... Melihatmu dengan sedikit rasa sinis.. walau sebenarnya aku hanya berpura-pura..

    Kami mengikuti teman baikku yang itu menuntun kami ke sebuah rumah makan tak jauh dari rumahnya..  Jumlah kami semua adalah lima orang.. kamu dengan sahabatmu.. aku dengan kedua teman baikku...
    Kami duduk di kursi yang disediakan.. teman baikku yang ini dengan sengaja memberikan tempat duduk untukku di pinggir meja..
                             .......Tepat di hadapanmu....
    Aku hening.. merutuk temanku dengan lototan mata.. lalu melirikmu sekilas.. dan sibuk dengan makananku..
  Aku berusaha untuk selama mungkin mempertahankan posisi ini.. posisi berseberangan meja denganmu.. Aku memakan makananku dalam tempo sedang.. Aku ingin menikmati suasana dan posisi ini selama yang aku bisa...
     Tak sadar.. Aku melajukan tempo makanku... Dan saat sadar makananku sudah habis terlahap, aku kembali melirikmu cepat..
               Aah.. andai bisa terus seperti ini..
   Tiba-tiba kamu berdiri dan mengajak sahabatmu pergi keluar.. Aku cemberut dan beralih menatap kedua temanku bergantian..
           "Cie... yang seneng banget~"
    Candaan mereka sama sekali tak kusangkal.. Aku benar-benar senang.. pipiku yang 'naik' karena aku terus tersenyum tak bisa 'turun'... Bagaimana ini..!? Bagaimana kalau kamu mengetahui aku yang ternyata mengambil kesempatan bisa dekat denganmu..!?
    Aku berusaha menangkap beberapa gambarmu dengan handphoneku, tetapi selalu ketahuan oleh sahabatmu.. aah.. sial..  Aku malu...
   ------
  Semarah-marahnya aku pada kedua teman baikku.. Aku sebenarnya sama sekali tidak marah.. Malah.. Aku sangat berterimakasih kepada mereka semua.. Kepada sahabatmu yang telah mengajakmu pergi kesini... Kepada teman baikku yang itu, yang telah mengundang kamu dan juga kami... Kepada teman baikku yang ini.. yang telah memaksaku untuk untuk bisa duduk berseberangan meja denganmu...
   Ya Allah... Aku sangat berterimakasih karena masih diizinkan berada cukup dekat denganmu... dalam jarak dekat yang hanya dipisahkan oleh botol-botol saus dan botol kecap ini.. Aku sangat bahagia...

   Saat di kamar, aku sendiri.. Aku kembali membayangkan setiap kronologi peristiwa barusan.. Merasakan darahku berdesir merdu didalam nadiku.. saat melihatmu tersenyum dan tertawa di hadapanku.. Tak sadar aku meneteskam air mata.. Aku masih ingin kejadian tadi diulang kembali.. diulang.. diulang.. dan diulang kembali.. walau hanya untuk kukenang sendiri..
                            ... Seandainya bisa......

     Thanks a lot... again... to all of you guys... Thank you so much... I'm really really happy today... One more time.. Thanks a lot... :)

Rabu, 20 Mei 2015

[CHSI] A Little Piece of Memorials _--From The Wall--_

   A little piece memorial... about you..

Memorial disini aku artikan sebagai kenangan.. jadi..
     Sebuah pecahan kecil kenangan tentang kamu..

   Sampai sekarang, aku masih berusaha untuk melupakanmu.. yaah.. setidaknya meng-"enyah"-kanmu dari pikiranku..
       Walaupun aku tahu kalau itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan..  -_-
    Aku berusaha untuk mencairkan hatiku yang sebelumnya sempat membeku karenamu..  Tapi tak berhasil..
     Lain hal lagi, ketika aku berada di kelas.. dan dia☆ ada disana.. --mungkin-- memandangku, aku merasa kalau... ada yg lain.. ada hal lain yang terjadi... dia☆ tersenyum..  Aku merasakan hatiku seakan mulai sedikit demi sedikit mencair...
      Tapi saat aku kembali melihatmu... walau kamu berada diujung sana... Aku merasakan rasa berat.. berat sekali di hatiku... merasakannya kembali membeku.. kembali mengeras...
                             Ini aneh..      ..dan sakit..
   Aku ingin kembali merasakan kehangatan  yang sama saat ada seseorang yang menyayangiku.. merasa disayangi.. merasa dicintai.. dibutuhkan.. diingat..
     Rasanya sekarang aku tak merasakan hal yang sama setelah aku bertemu denganmu.. Kenangan bersamamu tak bisa begitu saja aku enyahkan.. karena aku sudah menganggapmu sebagai salahsatu orang yang penting.. didalam pikiranku..
        Setelah melihat foto itu.... .. ... ... ..
  Remuklah semua tembok yang sudah kubangun dengan kokoh.. tembok harapanku.. Menjadi suatu hantaman yang berhasil menohok jantungku.. menohok hatiku...  Semuanya hancur...
   Tidak.. Tidak semuanya hancur.. Aku masih bisa membangunnya lagi.. dengan bahan dasar yang berbeda.. dengan bentuk yang berbeda.. menjadi hasil yang berbeda.. mungkin bisa dengan tambahan perekat dengan dia☆... Mungkin... Aku harap bisa..

   Karena.. Hidupku masih panjang.. Aku tak mau mati disini.. Aku tak mau menyerah disini..

     Tapi salahsatu teman dekatku kembali mengusik.. mengusik ketenanganku dalam membangun tembok harapan baruku..
     Tidak akan sesulit ini dalam membangun tembokku.. kecuali saat teman dekatku itu mengirimkan sebuah video ke sebuah forum chat pribadi..
                       Aku terdiam...
   Aku melihat wajahmu... Wajahmu yang sangat kurindukan untuk kulihat dari jarak dekat... Setiap gerak-gerikmu tak lepas dari pandanganku dalam video berdurasi 1 menit itu...
    Aku merasakan rasa ini lagi... Rasa yang sama saat aku pertama kali membangun tembok harapan itu... Dan rasa ini terasa lebih menyakitkan..!
  Aku tak tahu kenapa.. Tapi ini rasanya sakit..
    Tembokku yang belum jadi.. Kembali runtuh.. menjadi kepingan yang lebih kecil.. Kepingan kenanganku denganmu...
  Aku yakin ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memulihkannya lagi..
     Aku butuh perekat yang lebih banyak..! Aku butuh dia☆..! Tapi aku tahu dia☆ takkan cukup.. bagaimana ini..... .. ... .... ..

           Aku ingin hidup normal seperti manusia lainnya..!! Salahkah..!?

--------
Es ist wie das Spiel mit Bauklötzen
Ich mauere mit Steinen vorsichtig
Es ist wie das Spiel mit Bauklötzen
Ich sehe meinen leeren Baukasten an

Du brichst meine Mauer arglos mit schmutzigen Händen

An jenem Tag war es ein sehr feuriges Abendrot
Ich versteckte die Bauklötze vor dir
traurige Erinnerung an meine Kindheit

Ist das der Zerstörer oder der Schöpfer?
Mit der Glut des Hasses schwenken wir die Schwerter
Ist das unser Schicksal oder unser Wille?
Wir werden kämpfen, bis dieser heiße Wind unsere Flügel nimmt

Ich tue nichts in den Baukasten
Ich will nichts verlieren
Ich versteckte die Bauklötze vor dir
Ich mauere wieder mit Steinen vorsichtig
---
Seperti sedang bermain dengan balok susun
Perlahan-lahan kubangun tembok pelindung dengan batu susun
Seperti sedang bermain dengan balok susun
Aku melihat kotak isi batu susun yang kosong

Dengan lugunya kau menghancurkan tembokku dengantanganmu yang kotor

Pada hari itu ada matahari terbenam yang menyala-nyala
Kusembunyikan balok susunku darimu
Kenangan yang pedih di masa kecilku

Apakah dia seorang penghancur atau seorang pencipta?
Dengan kebencian yang membara, kita mengayunkan pedang
Apakah ini takdir atau kehendak kita?
Mari kita berjuang, hingga angin yang ganas merebut sayap kita

Aku tidak menaruh apapun ke dalam kotak isi balok susunku
Aku tidak ingin kehilangan apapun
Kusembunyikan balok susunku darimu
Perlahan-lahan kubangun kembali tembok pelindung dengan batu susun
-------------Bauklötze----

  Aku akan berusaha untuk bangkit kembali..
         Bersemangat lagi.. Hidup kembali..
   Aku akan berusaha membangun kembali tembok harapanku...

  Dengan.. Atau tanpa dia☆.. Ataupun tanpamu...

Rabu, 29 April 2015

[CHSI] Kita dan Rinai Hujan

       Kala rinai hujan basahi kita..

  Aku sudah tak dapat mengingat pasti apa yang telah terjadi kala itu.. Hari Jum'at tanggal 24 April 2015..
  Entah apa yang harus kukatakan sekarang.. Dalam hatiku, aku berterimakasih pada teman-temanku yang secara "tidak sengaja" telah membuat aku sangat.. sangat.. sangat bahagia..
                      Benar-benar bahagia.. Dan kebahagiaan yang akan kusimpan sendiri..

      Tapi entah kenapa.. Disisi lain, aku merasa tidak enak.. Pada Dia☆.. Yaah.. Walaupun tidak ada apa-apa diantara kami berdua.. Tapi aku merasa agak aneh.. mungkin.. terasa seperti... emm... aneh bangetlah.. selingkuh.. mungkin.. -_-

         Oke stop..

  Aku bingung.. kala itu, semua anggota panitia sangga kerja diwajibkan untuk gladi bersih dan menata persiapan kemah untuk esok harinya tanggal 25 April sampai 27 April..  Semua orang sudah memiliki teman boncengan.. Hanya tersisa aku.. dan sahabatmu..
    Aku awalnya hanya iseng bertanya, apa dia mau memberiku boncengan ke bumi perkemahan.. dan mukanya pun--menurutku-- terlihat iseng dan menjawab iya, dia mau..  Aku tak begitu menganggapnya serius..
   Karena masih dalam keadaan bingung, aku pun mengikuti beberapa teman yang pergi menuju rumahmu.. Sampai disana.. Aku bingung.. Kamu terus-menerus menanyakan aku mau bonceng siapa.. Aku sangat bingung...
   Kemudian salahsatu teman terbaikku, datang dengan teman boncengannya.. mencoba memberi solusi padaku.. pada kami semua.. dan hasilnyaaaaa....
                              jeng.. jeng.. jeng..
       Aku mendapatkan boncengan... denganmu...
    Aku melihat wajahmu yang datar-datar saja ketika mendapat keputusan seperti itu.. Kukira awalnya kamu akan menolak.. Tapi ternyata aku salah..
   Walau aku tahu.. Sebenarnya kamu terlihat terpaksa melakukan hal itu.. Memboncengkan motor untukku yang berat.. dan sebelumnya agak ada masalah yg gimanaaa gitu diantara kita.. Pastilah menjadi alasanmu yang kuat untuk menolak mentah-mentah keputusan itu..
        Awalnya mendengar keputusan itu.. Aku merasa waktu berhenti selama dua detik.. Dan ketika mendengar suaramu yang langsung mengiyakan keputusan itu.. Hatiku serasa mencelos.. Aku merasakan wajahku mulai memanas.. Yang langsung kututupi dengan helm dan menurunkan kacanya..
  Aku merasa mulai terlihat salah tingkah.. Pikiranku hilang seketika.. Aku bingung harus melakukan apa.. Kamu yang melihat aku menurunkan tas sekolahku ke teras rumahmu, bertanya dengan heran, "...., itu nggak pa-pa kalo ditaruh disitu? Itu mau dibawa nggak?" Aku yang belum sepenuhnya sadar, cuma bisa memandangmu bingung bergantian dengan memandang tasku yang sudah tergeletak dilantai.. Kamu lalu dengan gentle turun dari motor dan langsung mengambil tasku dan menaruhnya diantara kakimu--dimotor matic-- Dan aku langsung sadar dan mendekatimu.. Dengan sedikit ragu-ragu, aku menaiki motor--teman satu sangker--nya..
                  Saat aku sudah dalam posisi baru saja duduk, aku bergumam kecil..
                                  .... maafkan aku ....
  Kami pun langsung melaju ke bumi perkemahan.. Kamu.. terlihat sangat santai saat menyetir motor.. tetapi tetap dalam keadaan waspada..  Dan aku menikmatinya..
            Aku mencoba menikmati detik demi detik yang terus berjalan denganmu..
     Aku merasa kalau kita seperti sepasang....... Aaaargghh.. lupakan!!

    Tapi itu semua terasa sia-sia.. Kakiku kram, karena tas yang kamu gendong terasa sangat tidak pas diposisi aku duduk..
            Aku mencoba untuk selalu menjaga jarak antara kita duduk.. Aku tak mau kamu terganggu karena pergerakanku.. Jadi.. Biarlah aku yang merasa tidak nyaman.. Buatlah dirimu senyaman mungkin..
       Sampai di buper.. Aku merasakan handphoneku bergetar.. sms.. dari sahabatmu..   "irr.. jadi bonceng nggak?"
                                     Aku hening...
     Jadi dia menganggap permintaanku tadi beneran?? Aduuhhh... Aku jadi merasa sangat bersalah padanya.. Maaf banget.. Karena aku, dia sempat diomelin ketua sangker.. karena dia telat sampai di buper..
   Cerita apa saja yang kulakukan di buper, diskip saja ya~

       Ketika persiapan pulang.. Kami kembali bingung.. Ada seorang lagi yang meminta boncengan.. Dan kamu diperdabatkan kala itu.. Aku tak mampu berkomentar.. Aku hanya dapat memandangi mereka yang berdebat, dan menunggu keputusan dengan hati was-was..
                     Jujur... Aku masih berharap kalau.. Aku akan diantar pulang olehmu.. Hanya olehmu.. Kamu..    Walau ini hanya untuk yang terakhir kali..
                                         Dan terkabul..
      Terima kasih Ya Allah... Aku benar-benar merasa bahagia.. Jika saat itu tak ada orang, aku yakin.. aku pasti akan meneteskan air mata..
    Tapi sore itu.. Cuacanya kurang  bersahabat.. Mungkin cuaca jug ikut terharu dengan keadaanku..
   Mendung.. Kemudian diikuti hujan yang tak kunjung reda.. Dan sialnya, dimotormu tak ada jas hujan..
    Kamu yang hanya mengenakan kaos oblong hitam berlengan pendek, nekat untuk mengantarkan aku pulang.. Tanpa jaket sekalipun..
    Di perjalanan, rinai hujan masih terus menghujam kita.. Tak kunjung berhenti.. Aku merasa sangat.. sangat.. sangat tidak enak padamu... Aku tak ingin menjadi penyebab kamu sakit nantinya.. Karena esok hari hingga kedepannya kita akan menjadi panitia kemah...
       Aku tak berhenti melantunkan doa pada-Nya.. Ya Allah.. Kumohon.. Hangatkan hambamu ini.. Jangan biarkan hujanmu menembuskan dinginnya pada salahsatu hambamu yang sempat membuatku luluh ini.. Kumohon.. Jagalah kesehatannya.. Ya Allah... Kumohon hangatkan dia.. Hangatkan dia.. Kumohon hangatkan dia.. Aku tak menghentikan lidahku untuk terus berdoa..
      Tiba-tiba aku merasakan pergerakan motor yang agak berbelok-belok liar.. Aku sempat memikirkan keadaan-keadaan terburuk.. Tetapi.. saat aku mengintip lenganmu yang terus mencengkram stang motor, aku mengerti... Kamu kedinginan... SANGAT kedinginan..  Aku tahu itu..
    Pikiranku mulai berjalan liar.. Menghayalkan hal-hal gila..  Sungguh.. Ya Allah.. Sebenarnya aku ingin sekali memeluknya.... Aku ingin memberikan kehangatanku padanya.. Tapi aku sadar.. Aku bukan siapa-siapa.. Aku segera membuang jauh-jauh pikiran itu..
    Akhirnya ketika berhasil sampai di rumahmu dengan selamat, kamu langsung berlari kedalam rumahmu.. Aku menunggumu untuk muncul kembali dengan perasaan was-was.. Ya Allah.. Aku harap dia tidak parah.. Ketika aku melihatmu kembali muncul dengan jaket tebalmu dan celana trainingmu, aku baru bisa mwnghembuskan napas lega..  Aku pamit padamu untuk pulang setelahnya..
        Dan sampai di rumah.. Aku langsung merasa meriang.. Benar saja..
        Besoknya.. Saat acara registrasi bagi adik kelas, aku melihatmu berjalan dengan sesekali bersin.. Keadaan yang persis kulakukan pada saat yang sama.. Aku berpikir.. Ternyata daya tahan tubuh kita tak jauh berbeda.. Tidak tahan dingin karena hujan..

                 Kala rinai hujan basahi kita..
               Rinai hujan basahi aku..
            Aku masih terus teringat kejadian kala itu..
         Dan kenangan itu.. Akan terus kusimpan untukku sendiri...