Pertanda... Baik.. Atau buruk...?
Anggap saja... Mimpi kemaren terjadi dua hari sebelum pertanda ini terjadi..
Hari ini.. salahsatu teman sekelasku berulangtahun.. Dan dua kelas IPS telah mendapat undangan darinya.. Pastilah mereka semua berencana untuk datang.. Walau hanya sekedar 'nongol' untuk memenuhi undangan itu..
Aku dengan teman baikku yang ini tengah membicarakan hadiah apa yang akan diberikan pada teman kami.. hmm.. yang pasti bukan hadiah murahan tanpa makna.. begitu pikir kami berdua
Tapi masih ada satu hal lagi yang mengganjal di benakku... Apakah aku bisa pergi untuk memenuhi undangan itu..?
Masalahnya, pada hari itu juga aku mengikuti bimbingan di salahsatu tempat bimbel yang cukup terkenal.. dan itu adalah hari pertamaku masuk.. Dan aku baru akan selesai pukul 17.50.. padahal undangannya adalah pukul 17.45.. Oke.. dari segi waktu, aku sudah melewati ketepatannya..
Apakah aku menghindar saja untuk pergi ke undangan itu.. dengan alasan ada bimbel itu tadi... Toh, aku masih bisa memberikan hadiah padanya esok harinya..
Teman baikku yang ini sedikit memberikanku solusi, aku ingat ada salahsatu teman laki-laki di kelas sebelah yang masuk pada tempat bimbel yang sama denganku.. Siapa tahu, dia juga ingin ke undangan itu, dan aku bisa mengendarai motorku dengan dia sebagai penuntunnya..
Aku bisa sedikit lega.. Dan melupakan sejenak masalah itu..
'Dia' yang berulangtahun pun, sempat dengan sengaja memojokkan aku untuk pergi ke undangannya bersama dengan Dia☆...
Cukup sudah...! Hal gila seperti itu takkan terjadi...!!
Aku pulang..
Tidak.. tidak.. Aku melajukan motorku menuju salahsatu pusat perbelanjaan.. Dan seragam sekolah masih melekat pada tubuhku.. Aku sudah tak peduli.. Yang terpenting, aku mendapatkan sesuatu yang tak terlalu murah dan tak terlalu mahal, namun bermakna... Tak perlu kuberitahu disini.. Ini privasi..
Oke.. masalah pertama selesai... Aku sampai di rumah.. Tepat pukul 13.10... Aku segera mandi dan berganti baju.. kemudian membungkus hadiah yang akan kuberikan pada temanku yang berulang tahun...
Aku tak tahu kenapa aku punya perasaan, bahwa aku harus membungkusnya sekarang.. Entahlah.. Sepertinya aku merasakan suatu firasat..
Aku menyiapkan tas yang akan kubawa bimbel.. Aku bingung.. apa lagi yang perlu kubawa.. Tanpa pikir panjang, aku memasukkan hadiah itu ke dalam tasku.. Entahlah.. Apa yang kupikirkan saat itu.. Siapa tahu saja... yaaa.... ada keajaiban??
Aku melajukan motorku menuju tempat bimbel dengan kecepatan sedang... Aku harus tepat waktu... begitu pikirku..
---Ketika istirahat, aku sekedar iseng.. menanyakan temanku mengenai undangan itu... "aku nggak datang.. Masa' aku datang pakai kaos gini.. kan nggak lucu, kalau beda sendiri..," begitu jawabannya...
Hilang sudah keajaiban yang tadinya kuharapkan...
Aku sekedar ingin memberitahukan Dia☆ bahwa temanku tak mau datang ke ultah teman kami melalui pesan singkat.. Setelahnya aku tak mengecek balasannya.. Aku sudah tak peduli..
Saat pelajaran kedua dimulai.. konsentrasiku tak begitu kuat saat pelajaran pertama... Fokusku sedikit buyar.. Aku mencoba menenangkan diriku sendiri..
Bener kan.. bawa hadiah sekarang itu gak ada gunanya..! Tau gitu tadi gak perlu susah-susah bungkus kado..!
Aku mulai merutuki diri sendiri..
Sebelum pulang, aku iseng kembali menanyakannya, "beneran nih, nggak kesana..?" Dia cuma memasang muka datar tanpa dosa, "nggak..," ya sudahlah.. Aku pasrah..
Aku melajukan motorku pulang... Aku sudah tak memikirkan hal itu lagi.. Ooh, baiklah.. Aku masih memikirkannya.. Memikirkan tentang sebuah keajaiban kecil yang akan terjadi.. Temanku yang seharusnya lurus, justru ikut belok ke kanan.. arah yang akan kutuju.. Aku diam saja..
Pas dengan lampu lalu lintas yang menyala merah, aku menghentikan motorku.. Dia pun begitu.. Hening sejenak...
Tiba-tiba muncul Dia☆ di tengah antara aku dan temanku... Aku hening.. "Loh!? Kok ada kamu..!? Dari mana..!?" Aku berbisik keras.., "dari al*a*r* di sebelah *O," Aku tambah hening..
"Kamu kubales.. Kutelpon gak diangkat..," Aku bertambah hening..
Eh!? Jadi Dia☆ benar-benar menganggap masalahku seserius itu...
"Kamu mau nggak ke ultahnya..? Kalau mau bareng aku aja..,"
Aku hening..., "kalau ada temen bareng kesana ya aku mau..,"
"Lha iya, bareng aku aja..," Aku hening.., "beneran nih..?" Aku sedikit ragu..
Kulihat Dia☆ mengangguk mantap.. Oke, aku ikut.., "tapi aku pulang dulu, naruh motor..," Dia☆ mengangguk mantap.. Pas dengan lampu hijau yang menyala..
Aku langsung masuk ke rumah dengan buru-buru, tak lupa mengucap salam.. menaruh buku tebal, lalu pamit..
"Eh.. eh.. mbak vin dianter sama siapa..!?" Tanteku buru-buru mengikutiku keluar.., "sama temenku..," jawabku datar... Beliau melihat Dia☆ dan temanku bergantian.. Aku mendekati Dia☆...
Entah kenapa rasanya agak aneh.. deg-degan gimanaa gitu..
"Mas, titip irvina yaa~" pesan tanteku yang langsung dijawab, "iyaa, tante," jawab Dia☆ dan anggukan temanku.. Aku menaiki motor Dia☆ dengan perasaan aneh yang berbunga-bunga.. Ingat dengan mimpi waktu itu..
Keajaiban benar-benar terjadi....
Aku jadi merasa kalau kami terlihat seperti sepasang...... Aaaah... Sudahlah.. Lupakan saja..
Dia☆ melajukan motornya dengan kecepatan tinggi yang dapat membuatku seakan melayang saat roda motornya melewati polisi tidur...
Jantungku serasa mau copot... Dia☆ benar-benar membuatku deg-degan dengan laju motornya.. Sial..
Kami berdua sudah hampir mendekati rumah teman kami yang telah mengundang kami.. Temanku sudah menghilang entah sejak kapan.. Yang kuingat, tiba-tiba kami sudah berdua..
Kami sudah dapat melihat beberapa teman sekelas kami berkerumun di depan rumah..
"Ir, tutup kaca helmmu.. sembunyiin muka kita...,"
Kata-katanya langsung kuturuti.. Saat melewati mereka.. benar saja, mereka langsung menerka-nerka.. siapa yang datang ini..
Pertama, aku melepas helmku.. Mereka langsung menyapaku dari jauh.. Dia☆ masih mengenakan helm dan jaketnya.. Supaya disangka misterius..
Aku memaksanya segera bergabung, tapi Dia☆ menyuruhku duluan.. Alasannya, belum ada teman cowok yang lain.. Okelah.. alasannya kuterima..
Aku segera mendekati mereka.. Ada salahsatu yang bertanya padaku, "Ir, kamu dateng sama siapa? Kakakmu..?" Aku memasang muka misterius dan tertawa kecil, " bukan,"
dia penaaran, "pacarmu..?" Aku hening, "bukanlaah..,"
dia semakin penasaran, "siapa sih.. gebetan ya..?" Aku hening, "bukan, lihat aja nanti..,"
Kemudian ada yang nyeletuk keras, " 'Dia☆' yaaa..!?" Eh, sialan... jawabannya bener.., "bukan tuh..," aku masih berusaha menyangkal..
dia masih penasaran, "siapa sih..!? Sekelas atau nggak..?" Aku terlihat berpikir.., "emm... sekelas," dia terlihat berpikir serius.., "siapa sih.."
Dia☆ sepertinya sudah tak tahan, akhirnya dia melepaskan helm dan jaketnya.. Terbongkarlah identitasnya..
"Naaahh... bener kan!? Ternyata 'Dia☆'...!?" Teriaknya..
Sial... Pasti besok akan ada gosip hangat tentang kami..
Dan pesta berjalan dengan semestinya... diskip saja.. sudah durasi.. -_-
Dan tiba waktunya pulang.. Kami berdua pamit pulang pada teman kami yang berulang tahun.. Dia mengatakan terimakasih karena kami sudah memenuhi undangannya lengkap dengan titipannya--datang berdua, boncengan-- Dan kami pulang..
Aku merasa hampir semua mata tertuju pada kami yang boncengan berdua... Aaah.. sudahlah.. Aku tak peduli.. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.50.. Dan aku sudah mulai merasa ngantuk..
Di jalan kami sempat berbincang sejenak tentang pesta tadi.. Menyenangkan..
Tapi, saat Dia☆ melihat ada beberapa teman kami berapa di belakang kami.., "Ir, dingin nggak?" Dia☆ bertanya tiba-tiba, "nggak..," aku menjawab seadanya.. Aku tak memikirkan maksud dibalik pertanyaannya.. Dan...
Dia☆ semakin melajukan kecepatan motornya... Kurasa sekitar 140km/jam sepertinya ada.. Aaah.. sudahlah.. Aku terlalu ngantuk untuk mengomentari kecepatannya..
Kami sampai di rumah.. Dengan selamat, alhamdulillah... Aku mengetuk pintu.. Setelah mengucapkan terimakasih pada Dia☆ dengan lembut dan tulus.. 15 detik... 30 detik... Tanteku akhirnya membukakan pintu..
"Mas, makasih ya~ udah nganterin irvina~ maaf ngerepotin~"
Kulihat wajah Dia☆ sekilas... Dia tersenyum, "iyaa, nggak apa-apa tante..," wajahnya.. Wajahnya... Aku akan merindukan setiap kejadian yang terjadi malam ini.. dengannya... Dia☆..
-------------BONUS--------------
Esok harinya, olahraga.. Lari sejauh 5 km... Seluruh persendian kakiku terasa lemas..
Setelahnya pelajaran agama... Ada salahsatu teman yang terlihat berbincang dengan teman belakangnya.. Guru melihat mereka dan bertanya, "kalian ini, ngomongin apaan toh..!?"
Mereka terlihat sedikit kaget.. salahsatunya menjawab, "itu pak.. anu.. bicarain irvina yang kemaren diboncengin sama 'dia☆'...," seketika teman-teman sekelas yang lain mengiringi dengan kata "ciee" dan guru itu hanya hening..
Sialan tenan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar