Sabtu, 22 Agustus 2015

[CHSI] I Was Too Reckless

                      Tampaknya aku mulai buta..

   Seakan aku sudah tak ingin lebih lama lagi berada di dunia ini...

   Jangan berpikir aneh-aneh dulu..  Aku tak ada maksud untuk bunuh diri.. Please.. Aku orang beriman yang takkan pernah berpikir seperti itu..
         Hanya saja...

                                  I was too reckless...

     Aku terlalu nekat dalam mengambil pilihan yang penuh dengan resiko..
     Aku tahu, takkan ada gunanya walau aku menyesal saat ini.. Dan aku telah bertekad bahwa aku tidak akan menyesali semua perbuatan yang telah kuperbuat..

    Yang kupikirkan saat itu adalah.. Aku dapat pulang cepat sampai di rumah.. Tapi aku terlalu fokus pada satu hal itu dan.... Aku mengabaikan semuanya...
     Aku bersiap-siap akan menyebrangi jalan dengan mengendarai motorku.. Usai mengikuti bimbel..
   Aku masih dapat melihat Dia☆ sekilas... Ya, hanya sekilas...
   Aku hanya fokus pada jalan bagian selatan, karena aku akan menuju arah utara.. Aku dapat memperkirakan datangnya kendaraan dari arah selatan.. Saat aku melihat arah utara.. Aku melihat kendaraan yang masih lumayan jauh jaraknya denganku..
   Namun, saat aku mulai memasuki jalan itu, hendak menyebrang.. Ada sebuah motor yang melaju dari arah selatan tampak seakan tak mengizinkan aku lewat.. Aku berfokus pada motor itu..

                                 ..Dan aku mengabaikan kendaraan dari arah utara....

    Aku merasakan darahku berdesir di bawah kulit.. Jantungku seakan berhenti dua detik.. Kurasakan waktu seakan melambat..

                   Ya Allah... Kumohon ampuni semua dosa dan kesalahanku...

    Allah masih memberiku kesempatan untuk menjalani kehidupanku..
   Sebuah motor yang sebelumnya melaju kencang, perlahan melambat saat semakin dekat denganku.. dan pada akhirnya berhenti tepat di pertengahan jalan itu..
   Entah apa yang akan terjadi jika motor itu tidak berhenti.. posisinya sangat memungkinkan aku untuk terlempar beberapa meter kearah selatan, bila motor itu tetap melajukan kecepatannya..
   Motor itu pasti akan menghantam tepat dibagian samping motorku.. Dan hanya ada dua pilihan menyeramkan di benak dan pikiranku..
   Antara aku yang akan terlempar beberapa meter dari tempat kejadian dan mempunyai luka-luka yang cukup parah.. Ataukah aku akan terjatuh dan langsung dieksekusi oleh malaikat saat itu juga...

                   Ya Allah... Aku belum sempat membahagiakan orang tuaku.. Jangan ambil nyawaku sampai aku benar-benar dapat melihat senyum mereka atas keberhasilanku..  Jangan sekarang...

      Aku belum sempat membuktikan bahwa orang yang jujur tak akan pernah dikalahkan oleh orang pendusta..!
    Aku belum sempat mewujudkan impianku dalam dasar teori "Balon" buatan teman baikku yang itu..

                    Ya Allah... Aku sangat berterimakasih...

     Ketika melihat motor itu berhenti.. Aku langsung melajukan motorku kearah utara... Aku sudah tak peduli lagi.. Apakah Dia☆ melihatku atau tidak..
    Tapi aku masih berharap kalau Dia☆ akan khawatir padaku... Aku masih berharap...
   Tapi... sampai di pertigaan itu.. Akh tak melihatnya.. Yaaah... Ada sedikit rasa kecewa.. Tapi tak apalah..

      Saat ini... Aku tak apa-apa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar