Dreams..
Sekarang, satu kata sederhana itu dapat membuat tengkukku menegang.. Aku mulai takut dengan kata itu..
Ditambah dengan fakta bahwa kata itu berhubungan dengan Dia☆..
Bagaimana tidak.. Aku sudah memimpikannya selama hampir empat kali.. Ini mulai membuatku takut.. Apakah ini akan menjadi suatu pertanda...?
Saat mimpi pertamaku yang berhubungan dengan Dia☆, aku bermimpi ada di sebuah café dan ada beberapa teman sekelasku saat berada di kelas sebelum ini.. mereka hanya sebagai other cast yang terlihat sibuk mengobrol.. Aku memerhatikan mereka..
Aku menemukan teman baikku yang ini dan itu tengah mengobrol dengan salah satu sahabatmu.. Lalu tak lama kemudian teman terbaikku ikut bergabung untuk mengobrol.. Aku juga ingin ikut mengobrol dengan mereka..
Namun, kenapa saat aku mulai melangkahkan kaki mendekati mereka, aku merasa tanganku bergerak sendiri..!? Menautkan lenganku di lengannya.. Dia☆..
Kurasakan pipiku memerah.. dan para other cast memberikan ucapan favorit mereka.. "...eciee.. cieee...." sambil sesekali bertepuk tangan.. Aneh..
Aku diam saja.. Aku yakin wajahku terlihat kikuk sekali di samping Dia☆..
Saat kami mendekati sebuah meja kosong.. bermaksud untuk duduk.. Aku melihatmu.. berjalan.. numpang lewat, mungkin...
Dan seketika itu juga aku terbangun.. Dengan perasaan aneh dan kaget..
Mimpi kedua yang berhubungan dengan Dia☆.. Sudah pernah aku ceritakan.. Berjudul "My Dream.. Your Too..?"
Saat akhirnya ternyata mimpi itu adalah sebuah pertanda.. Dia☆ memberikanku sebuah tumpangan.. Aku sangat senang.. entah kenapa.. ._.
Mimpi ketiga terjadi beberapa hari lalu.. Aku tak dapat mengingat jelas..
Aku seperti menuju ke sebuah rumah yang besar.. mewah.. dan ramai..
Ramai..? Iya.. Aku merasa itu sebuah pesta ulang tahun.. atau pesta....tunangan...?
Sekilas aku merasa mengenakan blus biru tua dengan celana jeans hitam.. lalu berjalan mendekati teras rumah itu..
Aku melihat teman-teman dari dua kelas sosialku... memerhatikan setiap wajah mereka yang terlihat senang sekali sambil mengobrol..
Dan aku melihatmu.. Kamu.. asyik dengan puding di piring mungil yang berada di tanganmu..
Lalu aku melihat beberapa teman sekelasku yang perempuan.. mereka terlihat senang sekali ketika aku datang.. ada salahsatu dari mereka yang mengatakan sesuatu,
"Ir, kamu sudah ditunggu sama Im- di kamarnya..."
Maksudnya apa? Ini.. rumahnya temanku...? Kok beda dengan yang pernah kukunjungi..?
Aku menurut.. mereka menarik pergelangan tanganku.. menyuruhku lebih cepat.. Aku melihat Dia☆ sekilas.. Dia☆ melihatku juga.. mukanya bingung..
Ketika aku sudah di dalam kamar.. ada temanku yang sedang berdandan.. dan yang lain, seperti menjaga pintu..
Temanku berbalik.. dia langsung berkata..
"Naaah ini Irvinaaa.. Kok kamu nggak dandan sih!? Sini aku dandani..!"
Aku hening.. Aku berusaha mengelak.. tapi teman-temanku secara tiba-tiba mengunci tanganku dan wajahku.. jadi aku tak dapat kabur.. sial..
"Naaah, gini dong... kan cantik~! Pasti Dia☆ makin seneng sama kamu Ir..,"
Aku merasakan wajahku memanas.. APAAN SIH..! Aku merasa meneriakan itu dalam hati..
Kemudian aku dituntun oleh temanku untuk keluar... Aku berhenti ketika tiba-tiba Dia☆ muncul.. Wajahnya terlihat kaget saat melihatku.. teman-teman disampingnya kulihat menyikut lengannya..
"Heh! Kuwi sapa e..? Heh? Irvina kuwi? Kok........... beda........ Cepet! Ngasihnya sekarang aja!"
Samar kudengar teman-temannya berbisik..
Aku tetap mengikuti arahan teman-temanku.. kami duduk... di kursi penonton.. melihat salahsatu temanku... Oh.. diberi cincin..!? Astaga... ini tahun berapa..!?
Aku memendam teriakanku dalam hati.. Saat aku tiba-tiba disuruh pergi.. katanya sih aku dipanggil.. Tapi aku tak tahu siapa yang memanggilku..
Scene seketika berubah sepi... Aku merasa masih di pinggiran panggung.. tapi disini sepi sekali.. Aku merasa seseorang mendekatiku dari belakang.. terdengar dari suara ranting yang terinjak..
"Ir................................ *aku berbalik* ........................... Buat kamu..."
Aku tak melihat ke wajah orang yang memberiku kotak kecil berwarna biru.. dengan hiasan pita..
Aku fokus kepada isi dari kotak itu.... Sebuah cincin... berwarna perak... tanpa hiasan batu permata.. hanya sedikit ukiran diatasnya... manis sekali..
Aku merasakan mataku berair... entah kenapa.. Tapi saat aku ingin menengadahkan wajahku untuk melihat wajah seseorang yang memberikanku ini...
Aku terbangun.. Sial...
Aku terbangun dan... menangis...?
Aku bingung... sudahlah.. hanya mimpi..
Mimpi keempatku hanya terasa sekilas.. Karena aku bangun jam 3 dini hari hanya untuk melihat jam.. lalu tidur kembali.. dan bangun jam 4.25 pagi..
Samar kudengar suara musik bertema daerah Bali.. seperti ada suara "cak.. cakecakecakecakecakecak..." terus menerus diiringi alunan gamelan Bali..
Aku merasakan tengkukku meremang.. Tiba-tiba scene menunjukkan sebuah museum kecil.. sekilas seperti rumah yang dijadikan museum..
Ada beberapa lukisan penari Bali.. pajangan leak.. dan barong... Aku mulai merasa takut..
Tapi ketakutanku seketika menghilang saat mengetahui Dia☆ muncul... dari balik pajangan barong..
Dia☆ membuatku tertawa dan melupakan kesan-kesan menyeramkan dari ornamen-ornamen Bali itu..
Aku tak ingat apa yang terjadi.. Tiba-tiba Dia☆ memegang kepala barong dan mengajakku..
"Ir, aku pegang kepalanya.. kamu pegang hiasan kepalanya yaa..,"
Aku langsung menurutinya.. aku merasa wajah kami sama-sama datar sambil memeragakan tarian barong.. Dan ada beberapa pengunjung yang melewati pintu juga memerhatikan kami.. Kami tak peduli...
Sampai.... Aku melihat ayahku memasuki pintu masuk... melihat kami...
"Loh? Mbak Vin.. Tumben main bareng...,"
Aku hening... Dia☆ juga..
Aku langsung terbangun.. kaget.. jantungku berdebar kencang.. Ya ampun.. kenapa ayahku tiba-tiba muncul..
Yaaah... Mungkin hanya sekedar mimpi...
Ataukah.... ini... sebuah pertanda...!? ._.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar