A.. Ak.. Aku.. tak tahu apa yang baru saja terjadi..
Pikiranku seketika kosong.. blank..
Hanya saja.. Kurasakan hawa panas pada pipiku tak kunjung mereda..
Jujur... sebenarnya aku sangat merindukan kehangatan pada pipiku ini..
Sejak terakhir kali kamu menatapku dengan jarak yang sebenarnya jauh..
Kamu.. Aku berharap bisa melupakanmu secara total saat ini...
Karena.. Aku merasa ada seseorang yang terlihat... yaah.. Care.. Padaku...
Setidaknya itu yang sempat dikatakan oleh teman terbaikku..
Entah perasaanku itu benar atau tidak...
---------- ' ' ----------
Aku mencoba memerankan karakter tokoh yang telah guru berikan padaku.. Sebenarnya tak terlalu sulit.. Hanya menjadi seorang gadis pemalu selama kurang lebih satu menit..
Namun, yang membuatku tak bisa berkonsentrasi.. Adalah scene yang harus kumainkan..
Sial..
Aku mulai merutuk sendiri.. Lagi..
Sepenggal kisah tentang seorang gadis pemalu yang dijauhi orang-orang, lalu ia memberanikan diri untuk meminta bantuan seorang paranormal--dukun-- dan ia pun diberi sebuah jimat yang dapat membuatnya disegani..
Sehingga membuat seseorang laki-laki yang cukup populer di sekolahnya seakan tersihir oleh jimat itu.. Dan menyukai si gadis pemalu tersebut...
Aku sudah mempersiapkan dialogku dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.. Tapi semuanya menghilang begitu saja, saat mengetahui bahwa seseorang yang akan beradu peran denganku adalah Dia☆...
Tak masalah jika hanya dengan teman terbaikku beradu peran denganku menjadi mbah dukun itu..
Tapi..
Jika Dia☆ yang akan menjadi seseorang yang akan "tersihir" untuk menyukaiku.... Aku tak tahu lagi.. Kemungkinan terburuk yang akan terjadi...
Dan dugaanku... benar-benar terjadi...
Aku dapat memerankan peranku dengan tingkat imajinasi yang super... Saat beradu peran dengan teman terbaikku..
Tapi tepat setelah ia memberikan suatu jimat padaku.. Lalu aku 'pamit'..
Secara tiba-tiba Dia☆ berjalan dengan tergesa-gesa menuju kearahku.. Aku mulai takut.. Bingung..
"Hei, kamu..!"
Kudengar setiap kata yang keluar dari bibirnya..
"Kamu ngapain disini..?"
Aku mulai bingung.. Sebenarnya Dia☆ bermaksud mengarahkan pembicaraan kemana??
Lagipula kenapa nada suaranya tegas sekali??? Aku menjadi makin bingung..
"Ng.. nggak nga.. ngapa-ngapain kok...,"
Aku mencoba memutar otak.. mencari kata-kata.. BUNTU.. sial...
"Itu..! Siapa itu..!?"
Kudengar suaranya sambil menunjuk kearah teman terbaikku.. Aku bingung..
"I.. itu.. mbahku...,"
Sial.. Aku kehabisan kata-kata... Dia☆ terus mendesakku..
"Iya aku tahu, kamu ngapain disini..?"
Sembari mendesakku seperti itu.. Dia☆ memojokkan aku.. Dengan terus memajukan posisinya.. Semakin dekat denganku.. Dengan wajahku..
Aku sudah menemui jalan buntu.. dekat dengan pintu.. di sudut meja temanku yang menempel dengan dinding...
Sial... sial... sial...
Aku mencoba mencuri-curi pandang kearah guru yang masih memerhatikan kami.. Aku mencoba meminta guru itu untuk segera menghentikan adegan ini dengan kode-kode mata..
Wajah guru itu hanya datar.. Mencoba memerhatikan adegan apa yang akan terjadi selanjutnya..
Sial... sial... sial...
3 detik... 5 detik....
Aku mengalihkan pandanganku pada Dia☆ yang masih terus mencoba mendesakku.. Seakan mencari keterangan dan informasi sebanyak-banyaknya dariku..
"J.. Jangan deket-deket..,"
Aku mencoba membuatnya sedikit menjauh dariku..
Aku butuh udara segar secepatnya... Sebelum aku benar-benar meleleh disini..!
Wajahku benar-benar terasa panas saat ini... Sangat panas...
Detak jantungku mulai terdengar tak teratur... Dadaku mulai terasa sesak...
Sempat beberapa kali kutatap matanya.. Dia☆...
Mata kami saling beradu..
Aku mencoba meminta bantuannya untuk segera menghentikan adegan ini dengan bahasa mataku..
Sialnya... Dia☆ tak mengerti....
Baiklah..! Baiklah...! Aku menyerah...!! Bu guru..! Saya menyeraaaaahh....!!
Aku merasa ingin berteriak saat itu juga..
Akhirnya aku mengatakannya,
"Bu, udah.. udah ya Bu...,"
Guru itu pun akhirnya mengisyaratkan anggota kelas untuk memberikan aplause pada kami...
Aaaahh.... Akhirnya adegan itu berakhir....
Guru itu akhirnya menjelaskan bahwa seharusnya Dia☆ memerankan seorang laki-laki yang menyukaiku..
Tapi.. adegan tadi lebih terasa seperti Dia☆ menjadi seorang polisi yang sedang mencari saksi mata dari kasus pembunuhan.. Atau seperti rentenir yang mengejar mangsanya untuk menagih utang..
Dari lubuk hatiku yang paling dalam.. Aku ingin mengulang adegan itu... untukku sendiri... Tanpa ada rasa malu.. Ataupun rasa takut.. Tanpa ada seorang pun yang memerhatikan kami..
Aku sempat merasakan suatu kehangatan dari tatapan matanya... Atau mungkin Dia☆ ingin memanfaatkan adegan tadi untuk mengusili aku...? Hanya Allah yang tahu..
Ketika mata kami beradu.. ada sesuatu yang sepertinya ingin diucapkannya secara diam-diam.. dengan posisinya yang sengaja membelakangi guru dan menyembunyikan aku dibalik tubuhnya..
Dengan sedikit senyuman khasnya yang memang kusukai.. dan alisnya yang naik turun menandakan dirinya sedang bercanda... Aku mencoba menonjolkan karakterku.. Tapi hasilnya nihil... Keberanianku tak dapat keluar.. Seakan tersegel olehnya...
Sial... Aku ingin terus berada di dekatnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar