Kami bangun jam 04.00 pagi untuk
berkumpul di sekolah untuk mengabsen. Setelah beberapa saat kami menaiki bus
yang telah terparkir rapi di seberang sekolah. Ketika di dalam bus, saya hanya
tidur sambil mendengarkan musik. Di tengah perjalanan, bus kami berhenti di
sebuah SPBU untuk siswa yang ingin B.A.K atau B.A.B. Lalu kami langsung
melanjutkan perjalanan menuju bandara sekitar 2 jam. Sesampainya di Bandara
Sepinggan Balikpapan, saya,kelompok saya dan kelompok lainnya disuruh masuk ke
bandara bagian Lion Air. Bukannya langsung masuk, kami tertahan di pintu masuk,
dan ditanya oleh petugasnya, “mana tiketnya ?” kami yang tak tahu apa-apa,
bingung, kami harus menjawab apa?? Dan guru-guru lain menjelaskan kepada
petugasnya, tapi…tetap saja petugasnya tidak percaya. Setelah mungkin 10 menit,
akhirnya kepala petugasnya datang dan membolehkan kami masuk. Setelah mendapat
nomor duduk di pesawat, kami menunggu di ruang tunggu, tak berapa lama saya
sekelompok masuk ke pesawat ternyata saya bersebelahan dengan Rahimia. Saya
membayangkan mungkin saya bisa tidur di pesawat, ternyata saat ingin memejamkan
mata saja tak bisa, tapi justru saya dan Mia sampai tak bisa berhenti tertawa,
kami berhenti hanya untuk mengambil napas. 1 seperepat jam telah terlewati tak
terasa, di Bandara Juanda Surabaya suasananya lebih nyaman walaupun
bersesakkan. Setelah guru dan beberapa staf lain menyusun sekaligus menghitung
koper kami, kami sendiri disuruh langsung masuk bus yang sudah disediakan.
Sambil menunggu teman yang belum datang, kami dihibur oleh pemandu wisatanya
untuk berkaraoke ria, tebak-tebakan, dan lainnya. Semua teman-teman telah
lengkap, dan kami siap melanjutan perjalanan menuju rumah makan Warung Wulan.
Di perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang mengesankan. Tak berapa lama,
sekitar 2 belokan dari bandara kami sampai di rumah makan Warung Wulan. Disana
sangat ramai, barisan perempuan selalu didahului laki-laki, saya tidak terlalu
berselera, jadi hanya mengambil secukupnya saja. Karena kelompok saya
narsis,kami berfoto di depan rumah makannya.

Selanjutnya
kami diajak untuk melewati jembatan yang terkenal yaitu SURAMADU. Selama
perjalanan, salahsatu teman saya di bus lain bernama Annisa menggoda saya,
dengan menirukan gaya tokoh kartun Jepang, tanpa dapat ditahan saya tertawa
dengan menutup mulut >takut kedengeran,maluu. Di jembatan SURAMADU, tidak
boleh berhenti jadi yang ingin memfoto, gambarnya terlihat kabur.


Ketika
sudah melewati jembatan, kami langsung memutar balik menuju hotel Griya Avi.
Saya selama perjalanan sangat capek, jadi saya memilih tidur untuk
mengembalikan kekuatan untuk mengangkat koper nantinya. Bus-bus lain sudah
terparkir rapi di depan hotel saat saya turun dari bus, saya langsung antri
mengambil koper karena banyak sekali anak-anak yang berdesakan,lama-lama bisa
penyet nih. Semua telah menunggu di lobby untuk pembagian nomor kamar. Saya
sekelompok mendapat kamar nomor 509 di lantai 5, paling atas. Sesampainya di
kamar, tanpa aba-aba kami serentak merebahkan
badan ke kasur. Ketika seluruh anggota kamar telah wangi, hanya Wiwid
dan Mia yang turun untuk makan malam, saya dan Kharen menunggu ibu-nya Kharen
di kamar. Ibu-nya Kharen datang hanya untuk menginggatkan dan baju kotor
Kharen. Setelah semua anggota kamar berkumpul, kami mengobrol, dan akhirnya
tidur berbarengan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar