Masih jam 4.30 karena masih
mengantuk, kami tidur lagi sampai Yuli mengetuk pintu jam 5.05 untuk memastikan
apakah kami sekamar telah bangun. Rasanya malas mandi tapi mau tak mau harus
tetap mandi dengan air sedingin es, air panasnya sudah Mia habiskan sebelum
saya. Sudah rapi berseragam kami menuju ruang makan untuk sarapan sekaligus
mengobrol dengan teman yang lain. Hari ini berjadwal menuju SMPN 5 Malang,
berangkat dari hotel jam 7.30 kami sempat berhenti untuk menunggu bus 1 dan 2
agar sampai di SMPN 5 bersama-sama. Cukup luas lapangan yang dimiliki SMP ini,
kami bersalaman dengan guru-guru SMPN 5 yang mengarah ke aula. Dari luar aula
kami sudah bisa mendengar lantunan musik bernada keroncong yang merdu, saya
langsung mengambil tempat duduk terdekat. Setelah musiknya selesai, ada
penyambutan dari SMPN 2 dan SMPN 5, penampilan menari, bernyanyi, pembacaan
puisi, dan lainnya. Sesudahnya kami dibagi kelompok belajar dan saya kebagian
kelas hidroponik, kami dilihatkan tanaman-tanaman, cara pembuatan pupuk kompos.


Dan sedang berlangsung pertandingan
persahabatan, sepak bola.
Pertandingannya sangat seru, tepuk riuh penonton memadati pinggiran lapangan. Teman-teman
banyak sekali yang memberi semangat pada pemain spanda, juga ada yang
bernyanyi-nyanyi kurang jelas yang mungkin maksudnya juga meberi semangat.


Tapi sebuah kejadian yang sangat
mengejutkan! Seseorang dari kelompok lain menyerempet kaki anak spanda lalu
jatuh terluka, tapi wasitnya tetap tenang-tenang saja. Pendukung anak spanda
yang lain marah dan mengeroyok pemain tadi, wasit baru bergerak. Permainan dihentikan
dulu untuk meredam marah dari kedua belah pihak tersangkut. 15 menit istirahat
dan lanjut pada putaran selanjutnya, tapi saya sudah tak berselera untuk
menonton lanjutannya. Berlanjut makan siang disana, banyak yang makan siang di kantin tapi
saya kurang selera jadi kotak makan yang sudah diberikan saya bawa kemana pun
saya pergi. Karena perut sudah berbunyi saya makan di dekat Shifak, lalu
menyusul Wiwid bukan makan tapi mengajak saya mengobrol tentang pertandingan
tadi. Perut sudah kenyang, dan saya malas berjalan-jalan jadi langsung duduk di
bus memandangi orang-orang yang lewat, Wiwid datang dan menghabiskan makan
siangnya di bus di samping saya. Beberapa anak masih banyak di luar, hanya
beberapa saja yang ada di bus termasuk saya dan Wiwid yang malas keluar
berpanas-panasan, jadwal selanjutnya ke Selecta. Akhirnya bus jaln juga menuju
Selecta, jalan menuju ke sana seperti gunung, naik...turun..naik...turun terus.
Depan Selecta saja sudah bagus sekali pemandangannya apalagi dalamnya. Waaaawww
keren banget, banyak bunga-bunga, pohon-pohon, dan banyak tanaman lainnya. Kami
berombongan bersama-sama naik ke tempat bermain yang tesedia, contohnya semacam
ayun-ayunan kami naik berpasangan, Mia terlihat agak takut padahal tak ada yang
terlihat serem, wajahnya lucu sekali dan yang lain terlihat sangat menikmati
angin dari ayunan.


Jika kita lanjut keatas ada gua singa
yang lumayan besar dan ada yang iseng duduk diatasnya...


Kami melanjutkan untuk menuju arah suara
kapal yang tak jauh dari sini, ternyata suara kora-kora, sudah banyak yang
mengantri tiket dan barusan turun dari kora-koranya. Saya takut mabok jadi tak
ikut, Icha dan Annisa Yasmin saja yang naik, Wiwid dan Mia kedinginan jadi juga
tak naik. Suhu udara terasa semakin turun, untung saya membawa kaus tangan yang
lumayan hangat sehinggan tak terlalu dingin.


Lanjut lagi, ke taman bunga. Ada tulisan
‘SELECTA’ di bukit diatas taman bunga, taman bunganya terasa luas seluas mata
memandang. Iseng-iseng Icha berfoto dengan pohon sikat botol yang unik.
Mentang-mentang di kota Batu, yang difoto juga ‘batu.




Taman-taman yang ada disini terawat
dengan baik, sampai diatas bukitnya pun masih seperti hutan asli. Sambil meminum
sari buah apel dan ditemani beberapa guru yang sedang pijit, saya melihat
orang-orang yang manaiki bebek-bebekan di kolam. Sebenarnya saya ingin membeli
kaus, tapi tak jadi karena sudah disuruh balik ke bus, karena sudah kesorean.

Berlanjut lagi ke Batu Night Spectacular
(BNS). Disana suasananya sangat ramai dengan pengunjung, pertama saya naik
sepeda udara bersama Wiwid. Dingin banget rasa naik ‘sepeda udara’, Wiwid
teriak-teriak takut kalau sepedanya memutar (padahal tidak sama sekali) saya
bersin kedinginan. Kedua naik ‘kursi terbang’ yang rasanya sama dinginnya, saya
hampir tidak bisa lihat dari wahananya, karena mata saya sakit kena debu.
Ketiga naik ‘alibaba’ rasanya malu banget, karena yang naik hanya saya, Wiwid,
dan satu anak kecil. Terakhir naik gasing, pertamanya sih saya tidak mau tapi
Wiwid memaksa jadi ya sudahlah. Yang saya khawatirkan terjadi, saya mabok,
pusing sekali kepala saya tak bisa berpikir banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar