Sekitar jam 4.00 pagi saya
dan kelompok sudah bangun untuk mengantri mandi. Sambil menunggu giliran
sarapan dengan memasukan trafell bag kedalam bus duluan, daripada nanti harus
berdesakan. Perut sudah kenyang saat bus mulai melaju kearah Malang, tapi kami
akan mampir ke Kediri di Kampung Inggis, Pare. Karena mengantuk, saya tertidur,
dan tanpa terasa sudah sampai. Ketika turun kami semua disambut oleh beberapa
pengajar disana. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok lagi, dikelompok kami
dipandu pengajar bernama Sholahudin, oleh Kak Sholahudin kami diajak untuk
mengenalkan diri dengan bahasa Inggris, bernyanyi, tebak-tebakan, menurut saya
saat yang paling lucu adalah saat kelompok kami tidak tahu harus menjawab apa
pertanyaan yang ditanyakan Kak Sholahudin menggunakan bahasa Inggris, padahal
jika diartikan hanya menanyakan bagaimana suasana di sekolah. Sekitar 2 jam
terlewat, sudah waktunya melanjutkan perjalanan ke Malang sekalian makan siang
disana, sebagian dari kami membeli souvenir yang ditawarkan dengan harga murah,
sayangnya saya sedang malas membeli jadi saya menunggu didekat bus sambil
memerhatikan keadaan sekitar kampong. Seluruh siswa sudah lengkap pada setiap
bus dan bus segera melaju kearah Malang, saya takut pusing jadi saya lanjut
tidur lagi dengan Wiwid. Akhirnya sampai juga di kota apel, Malang. Bus kami
nomor 3 dan juga 4 menginap di hotel Armi. Di depan hotel kami mengantri
mengambil trafell bag dan mendengarkan pembagian kamar, saya dapat kamar nomor
120. Ketika membuka pintu kamar kelompok saya berdesakkan masuk untuk menaruh
trafell bag. Saya sangat kaget tiba-tiba dari kamar depan, Raeza dan beberapa
murid lain menangis histeris mendesak guru untuk pindah kamar. Padahal
penyebabnya hanyalah sebuah lukisan mirip-mirip orang Kalimantan, padahal
menurut saya lukisannya biasa aja deh, hanya halusinasi mereka. Akhirnya kasus
ini selesai, Raeza dan kelompoknya dipindah ke kamar kelompok lain yang
kamarnya lebih luas. Malam mulai larut, tapi kami belum ingin tidur, akhirnya
kami menyunjungi kamar teman lain untuk diajak mengobrol. Setelah puas
mengobrol kami langsung lari menuju kamar karena takut kedinginan, mengunci
pintu rapat-rapat agar tak ada yang mengganggu, dan tidur secepatnya agar besok
tak bangun kesiangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar