MEMPERKENALKAN DIRI
Tahun
ajaran baru telah tiba. ”Hai,aku adalah anak baru
yang sedang mencari kelas VIII Bilingual 2”. Ibu Any mulai memasuki kelas
dan menyuruhku memperkenalkan diri.”Assalamu’alaikum teman-teman, perkenalkan namaku
Risa Aswidyanti, panggil saja Risa. Aku lahir di
Samarinda, 27 Oktober 1.998 . Ku harap kalian mau berteman denganku”. ”Wah,namamu indah
sekali, Risa !” celetuk Irina dan Dhera hampir bersamaan. Kriiiingg…….kriiinggg…..kriiiiingg…
bel tanda
istirahat telah berbunyi.
Dhera dan Irina ingin menghampiri Risa
di mejanya, untuk
mengajaknya bercanda bersama. Tiba-tiba
Dhera dan Irina dihalangi
oleh dua laki-laki yang bernama Indra
dan Robi, mereka
sering disebut juga “DUO PRINCE of
NAUGTHY”. Irina
mencoba melewati, tetapi tidak bisa, Dhera pun membantu Irina
supaya bisa lewat, tapi sebelum Irina dan Dhera menghampiri Risa, bel tanda masuk pun menghentikan langkah mereka. Dhera , Irina, dan Risa sangat memerhatikan Bu Heni ketika mengajar Bahasa
Indonesia. Tak
terasa bel tanda pulang telah berbunyi.
***
Keesokan harinya Dhera dan Irina sedang
bermain di halaman belakang rumah Irina. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya, tok...tok...tok.... ”assalamu’alaikum” Irina pun menjawab
“wa’alaikumsalam” dan membuka pintu, ”RISA?!!” kata Irina sambil
terkejut. ”Hai
Irina….” sapa Risa, ”loh, kok kamu bisa tahu
rumahku ?” Tanya
Irina . ”Aku
tahu rumahmu dari Bu Any”, jawab Risa, “oh, Bu Any”. Ketika Dhera datang, “Risa ??!!” tiba-tiba saja Dhera pingsan. Beberapa saat kemudian, “Dhera…bangun Dher…Dhera…” Beberapa
kata yang diucapkan Irina agar Dhera
bangun. Dhera pun mulai membuka
matanya, “Alhamdulillah, akhirnya Dhera bangun juga” kata Irina
dan Risa mengucap syukur. ”Ir, aku dimana ?Apa yang
terjadi ?” “kamu dirumahku Dher, kamu tadi pingsan
gara-gara melihat Risa“
Dhera
pun bertanya, ”Oh, iya Risa, rumahmu dimana sih ? Kok kamu bisa tahu rumah
Irina ?” Tanya
Dhera yang sudah siuman. Risa
pun menjawab, ”Rumahku, ada di tiga rumah
setelah rumahmu, dan
aku tahu rumah Irina dari Bu Any”. Beberapa menit setelah
berbincang-bincang bersama, ibu
Irina mengajak untuk makan siang bersama. ”Eh, gimana nih besok, kan kita ada tugas
kelompok , dan
harus dikumpulkan kepada Bu Any”. ”Kita kerjakan bersama
saja disini” kata
Risa. “Ide yang sangat bagus, ayo kita kerjakan
bersama !” kata
Dhera. Mereka pun mulai mengerjakannya
bersama, dan tugasnya telah selesai
mereka kerjakan.
***
Keesokan harinya di
kelas, Dhera, Irina, dan Risa sedang mengumpulkan
tugas kelompok mereka. Dan lagi-lagi
Indra dan Robi mengusili
mereka pada jam istirahat. Pelajaran
selanjutnya adalah IPA , Irina dan Dhera mempersiapkan buku IPA
secara bersama-sama. Kriiiingg….kriiiiingg…..kriiiingg….bel
tanda pulang telah berbunyi, seperti
biasa Dhera, Irina, dan Risa berjalan pulang ke
rumah masing-masing. Dipertigaan
blok, mereka
berpisah. Keesokan
harinya tak seperti biasa Irina bangun kesiangan, ia bangun jam 06.00
pagi. Dhera dan Risa menunggu dengan sabar, “Ir, cepat dong, nanti kita telat ke sekolah
!” kata
Dhera sedikit tidak sabar. ”Sudahlah, sabar saja pasti sebentar lagi Irina
selesai” Risa menghibur Dhera agar tetap
sabar. Sesampainya
dikelas, ternyata
ada murid baru lagi yang bernama Lucyana
Adelia Isadi. Kriiing….kriiingg…kriiingg….bel
tanda istirahat pun berbunyi. Dhera, Irina, dan Risa mengajak Lucy berjalan-jalan sambil
bercanda ria. Mereka
sangat senang mempunyai teman baru lagi.”Ngomong-ngomong kita kemana lagi nih, aku sudah bosan,” kata Lucy.”kembali ke kelas yuk, kayaknya bentar lagi bel masuk deh,” ide Dhera.”OKELAH KALO BEGITU ” canda Irina, Risa, dan Lucy.
***
Karena
sekarang adalah liburan sekolah, Dhera, Risa, Irina, dan Lucy pun memutuskan
untuk mengisi liburan kali ini dengan membuat prakarya. Mereka berkumpul di
rumah Lucy. “Jadi,kita mau buat apa nih hari ini?” tanya Dhera “kayaknya kita
buat tempat pensil saja dari kardus, kamu punya kardus tidak Lucy?” tanya Risa
“tenang saja, di rumahku ada macam-macam barang bekas yang siap didaur ulang
kok J” jawab Lucy “ok,
sip sip ! Ayo kita lakukan !!” jawab Irina dengan penuh semangat.
“Huuffhh.....ternyata cukup melelahkan juga ya, gimana yang lain?” tanya Lucy
“yup,sangat melelahkan..tapi aku bangga karena karyaku sudah jadi” jawab Irina
“kami juga sudah selesai” kata Dhera dan Risa kompak “gimana jika karya kita
ini kita jual? Kan lumayan menambah uang saku” ide cemerlang Risa pun kembali
menghangatkan suasana yang sempat hening karena mereka terlalu serius membuat
berbagai prakarya kotak pensil dari kardus “ok, tapi kita jual dimana?” tanya
Irina “kalau di depan rumahku?” Lucy mengeluarkan idenya “aku setuju pada Lucy,
tapi kita harus kompak menjajakan prakarya kita ini” Dhera mencoba memberikan
idenya, “pastinya dong !!” jawab Risa, Irina, dan Lucy bersamaan. Mereka
bahu-membahu menjajakan prakarya mereka, tak disangka setiap orang yang
melewati rumah Lucy tertarik datang melihat maupun membeli prakarya buatan
mereka. Sejak
itu, setiap saat mereka selalu bersama kemana
saja dan
kapan pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar