Kini kusadari...
Kamu memang bukan untukku...
Terbukti, bahwa Allah telah berhasil menghapus perasaan ini...
Yang dulu.. sangat ingin kuungkapkan padamu.. Tapi..
Kini aku sudah membuangnya.. Membuang semua perasaan yang dulu selalu menyelubungi otak dan pikiranku dengan wajahmu...
Perasaan itu juga yang sempat menggerogoti hatiku dengan rasa cemburu... Yang hampir mematahkan hubungan persahabatanku dengan dia.. Teman terbaikku...
Allah benar-benar membersihkan semua bekas luka yang kubuat, karena rasaku padamu... membasuhnya dengan air suci-Nya.. lalu membalutnya perlahan dengan perban kasih sayang-Nya...
Pada awalnya memang terasa sangat menyakitkan.. saat mengetahui bahwa kamu memang bukanlah untukku... bukan milikku juga..
Dan seiring dengan waktu... Aku mulai bisa melepasmu... membiarkanmu terbang bebas di angkasa yang telah diberi batas tertentu...
Kini.. kamu pun telah banyak berubah... Kini kamu terlihat begitu cuek.. dan acuh tak acuh... terutama padaku...
Apakah ini cara Allah untuk memberi tahuku... kalau kamu bukan untukku..??
Aku... Aku masih ingin memiliki rasa itu... rasa berdegup kencang saat menatapmu... rasa penasaran akan kehidupanmu... rasa ketika jantungku berhenti 1-2 detik setiap kita berdekatan...
Aku masih ingin merasakannya... lagi..
Aku akan berusaha keras apapun.. asalkan kamu mau menganggap aku ada... Sebagai sahabatmu lagi... Seperti dulu lagi... Setidaknya sebagai teman dekatmu...
Bahkan.. Kamu memberikan aku syarat untuk melakukannya...
Namun entah kenapa.. Aku merasa sedikit janggal dengan syarat yang kamu berikan...
"...Kamu harus bisa bersosialisasi/bergaul seperti teman dekatku..."
Aku langsung terbayang wajah sahabatku... iya, teman terbaikku...
Lagi-lagi dia yang pertama muncul di kepalaku..
Aku bermaksud menanyakan.. kira-kira siapa teman dekatmu yang bisa ku jadikan contoh nyata... Ini saran dari sahabatku...
Kamu menjawabnya... Aku membacanya... ada sedikit kejanggalan...
"€£¥₩, ₩¥£€, £¥€₩..."
Tiga nama yang ku kenal... kecuali nama ketiga... nama teman dekatmu yang sekelas denganmu...
Dia juga yang membuat jawabanmu menjadi janggal...
Aku bermaksud ingin menanyakan ada apa dengan temanmu itu.. nama ketiga yang kamu sebutkan.. kenapa.. apa yang dia lakukan untuk bergaul...
"Cari tahu sendiri aja..."
Jawabanmu benar-benar penuh dengan teka-teki yang aneh...
Kembali ku ingat... Saat kamu lontarkan lelucon... ah.. sebenarnya itu lelucon atau bukan...
Tapi aku sudah mulai melupakannya... membiarkan ingatanku hanyut bersama air mataku... Aku sudah tak ingin mengingatnya lagi... Itu semua begitu penuh dengan teka teki yang membuatku pusing..
Aku butuh istirahat... Istirahat yang panjang...
Untuk kembali memulihkan sistem kerja otak...
Tanpa sedikit pun memikirkan kamu... atau memikirkan dia, dia, dan dia...
Para tugas sekolah yang kian bertambah... semakin membebani punggungku...
Aku merasa sakit sekarang.. sangat sakit...
Aku butuh istirahat... Istirahat yang panjang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar