Rabu, 01 April 2015

[CHSI] Analogi... April.. Flashback

Aku sebenarnya....
                      .....Benci banget sama kamu!!

         Tapi April moop...  -_-

Sial.. Susah banget mau melupakan kamu..
   Kamu seperti prangko yang sudah terlanjur tertempel pada otakku..
  Otakku yang diibaratkan surat yang setiap saat selalu bersamaku..
      Dekat tetapi tak terlihat oleh mata..
  Namun ketika aku sudah mulai bosan membaca surat itu, aku ingin melepaskan prangko untuk kusimpan ke dalam album kenangan..
    Dan saat berhasil terlepas dari suratnya... Ia meninggalkan bekas yang takkan bisa diperbaiki..
        Pada akhirnya surat itu terlihat sangat menyedihkan... dengan sebuah bekas kecil yang kadang dianggap remeh oleh orang kebanyakan..
  Otakku terlihat sangat menyedihkan... menyedihkan sekali.. dengan bekas luka kenangan itu.. luka yang tak bisa kusembuhkan sendiri..

     Aku benci padamu..  Sejak saat pertama kali kita bertemu.. saat pertama kali mata kita bertemu.. saat pertama kali kamu mengetahui namaku.. saat kamu memanggil namaku..  Dan... dan.. saat kamu tersenyum.. padaku....     Daikirai...!!
          Aku membencimu... sebenci-bencinya aku pada makhluk ciptaan Allah yang satu ini....

...........................................April moop ...........................................

             Sial... sial... sial... sial... sial...
  Aku tak menyalahkan siapa-siapa...  ini semua salahku yang sudah masuk kedalam lubang yang salah... masuk kedalam lubang kehidupanmu...
   Aku seharusnya tidak coba-coba masuk kedalamnya... Jadi aku tak akan seperti sekarang... Merasakan bebatuan yang menghantam tubuhku setiap kali aku mencoba untuk keluar dari lubang itu...
   Bukan.... itu bukan sekedar lubang..  Itu adalah jurang... Jurang yang amat terjal.. Mudah untuk turun, dan sulit untuk memanjat naik...
     Aku mencoba menuruni jurang itu.. namun di tengah jalan, taliku terputus.. aku terjun bebas.. dan menghantam tanah dengan kerasnya.. sama saat aku merasakan kamu menghindariku esok paginya tanpa kata-kata... bisu.. sakit.. menusuk.. seperti ketika aku tak memiliki penerangan dan kakiku menghantam batu-batu runcing di kanan dan kiriku...
    Analogiku terlalu aneh ya? Terlalu dramatis?? Yaahh.... sepertinya memang terbaca seperti itu.. Tapi memang itu yang kurasakan...

   Hingga sekarang, aku masih mencari cara untuk mendaki naik...
        Maukah kau tunjukkan jalannya padaku....?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar